Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konser Rudy Octave, Upaya Menyelamatkan Bahasa Daerah

Kompas.com - 18/08/2016, 21:48 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com--Musik, dari mana pun dan oleh siapa pun dimainkan, tetaplah menjadi media paling gampang dicerna oleh manusia. Musik menghidupi kata-kata, musik juga yang menghidupi ruang dan peristiwa. Itulah sebabnya, dengan latar belakang budaya macam apapun, musik bisa dikunyah dengan asyik bahkan oleh masyarakat yang memiliki budaya yang berbeda.

Maka tak heran kiranya masyarakat Jawa bisa juga menikmati musik perkusif dari Papua, Aceh, atau sebaliknya. Begitulah, musik menjadi bahasa ungkap paling akrab pada kehidupan manusia. Lantaran sedemikian dekatnya dengan manusia itulah, musik kerap dipakai sebagai media penyampai pesan, baik pesan cinta, pesan damai, bahkan pesan perang.

Pada Kamis malam, 18 Agustus 2016 Bentara Budaya Jakarta menampilkan kelompok musik yang memiliki perhatian pada tradisi Nusantara bernama Rudy Octave & Etno Psycho, yang mengusung judul pementasan "Archipelago Trip".

Semangat pementasan ini, menurut Rudy Octave, berangkat dari keprihatinan atas bahasa daerah yang mulai terpinggirkan. Diperkirakan, dari 726 daerah di Indonesia, hanya 10 persen yang bisa mempertahankan bahasa daerahnya. Selebihnya akan punah dilindas zaman.

Sejak masa kanak-kanak, di sekolah kita diajari Bahasa Indonesia serta bahasa asing, namun lalai mengajari kita bahasa daerah dengan baik, sehingga kita asing dengan bahasa ibu (daerah). Melalui seni musik itulah, Rudy Octave Etno Psycho melantunkan bahasa ibu dalam bahasa musik keinian.

Sesuai dengan tema perjalanan, konser ini memang membawakan lagu-lagu dari berbagai daerah di Nusantara Raya ini. Dibuka dengan lagu Sunda berjudul Bangbung Hideung dengan intro gendang jaipong yang rancak. Musik dengan rasa Sunda itu pun langsung mengantarkan penonton untuk berlayar mengarungi rasa musik dari sudut-sudut negeri, mulai dari Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Flores, Sulawesi Tengah, hingga Amerika Latin.

Male'en, lagu daerah Kalimantan Barat dibuka dengan petikan Sape dan bonang, mengingatkan kita pada hutan perawan di Borneo. Apalagi dibawakan oleh kelompok Laskar Dayak yang juga berkostum suku Dayak, lengkap dengan hiasan bulu-bulu rajawali di kepala mereka.

Zarro, musisi yang biasanya membawakan lagu-lagu jazz, kian menghidupkan suasana dengan lagu Tope Gugu dari Sulawesi Tengah. Zarro yang tampil ekspresif mampu membuat lagu daerah itu jadi penuh daya.

Demikian juga dengan penampilan Ivan Nestorman yang mendendangkan lagu Mogie yang kemudian didueti oleh Wilson Novoa, penyanyi dari Amerika Serikat, yang bernyanyi dalam bahasa Spanyol di tengah lagu. Usai membawakan lagu yang mendapat sambutan hangat dari penonton, Nestor melanjutkan dengan lagu Tonga (Flores).

Tampil kedua, Laskar Dayak mampu mengendalikan penonton untuk menirukan gerak dan lagu berjudul Ledang (Kalbar). Demikian juga Zarro yg tampil membawakan Jujuru Peti (Sulawesi Tengah).

Konser ditutup dengan nomor berbahasa Spanyol. Wilson membawakan lagu dari Amerika Latin berjudul Guajira. Lagu ini menyempurnakan konser dengan hadrinya semua pengisi acara di atas panggung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com