Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kalibata City Keluhkan Kenaikan Tarif Air

Kompas.com - 24/08/2016, 19:22 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, mengeluhkan kenaikan tarif air yang disosialisasikan Badan Pengelola pada Selasa (23/8/2016). Salah seorang warga, Alfin, geram karena pihak pengelola dinilai memeras warga.

Dalam SMS yang diterima Alfin, Selasa, disebutkan bahwa tarif air dinaikkan karena adanya kelangkaan air di PT Palyja.

"Air naik karena ada kelangkaan, dan kami disuruh membayar biaya kelangkaan air juga di luar itu yang katanya terjadi sejak Januari 2015," kata Alfin.

Pengumuman kenaikan itu menyebutkan bahwa karena kelangkaan pasokan air dari PT Palyja terus meningkat sejak Januari 2015, penghuni harus menanggung beban kenaikan Rp 11.486 per meter kubik efektif berlaku September 2016.

"Bulan Agustus lalu sudah ada kenaikan IPL (Iuran Pemeliharaan Lingkungan) dari Rp 2,4 juta per tahun jadi Rp 4,2 juta per tahun yang salah satu penyebabnya pengelola harus beli air karena air langka dari PAM," ujar Alfin.

Kenaikan IPL itu dibenarkan oleh pemilik kios yang berjualan makanan, Erma. Erma mengatakan belum mendengar soal kenaikan air. Ia pun kaget jika tarif air harus naik lagi.

"Lah kan sudah berapa bulan lalu IPL naik. Masa sih sekarang ada naik lagi?" katanya heran.

Penghuni lainnya, Windu, menuturkan aliran air di Kalibata City selama ini memang memadai dan tidak pernah mati. Namun selama dua tahun terakhir menanggung biaya tinggal yang terus naik. Ia tak pernah paham soal tata kelola air di Kalibata City.

"Ya mesti ada transparansi dulu dari manajemennya sih. Wong selama ini tata kelola air di Kalcit juga kami nggak pernah tahu gimana," ujarnya.

Kabar kelangkaan air ini belum diketahui oleh Lurah Rawajati, Rudi Budianto.

Rudi mengatakan Kalibata City dan gedung perkantoran maupun apartemen wajib menggunakan air dari Palyja. Namun ia belum mendengar adanya keluhan warga pengguna air Palyja lain soal kelangkaan.

"Kalau di Rawajati, Kalcit memang pakai PAM. Tapi di permukiman lebih banyak yang pakai jetpump atau sumur. Warga yang pakai air PAM belum ada tuh yang ngeluh airnya terganggu," kata Rudi.

Adapun pihak Badan Penglola disebut tidak ada di tempat ketika Kompas.com mencoba untuk mengonfirmasi.

Kompas TV Penghuni Kalibata City Dilanda Kelangkaan Air
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com