Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPRD DKI Bandingkan Pelayanan RS di Indonesia dengan di Malaysia

Kompas.com - 27/08/2016, 07:35 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi, menyatakan ada perbedaan mencolok dalam pelayanan rumah sakit di Indonesia dengan di Malaysia. Ia menyatakan di Malaysia, penagihan biaya rumah sakit dilakukan belakangan setelah si pasien mendapat pelayanan dan sembuh dari penyakitnya.

Menurut Prasetio, kondisi berbeda terjadi di rumah sakit di Indonesia. Di Indonesia yang seringkali terjadi rumah sakit menagih di awal saat si pasien baru datang dan butuh penanganan segera terhadap penyakitnya.

"Kelemahan rumah sakit di sini, tidak cuma di Jakarta, tapi juga secara umum di Indonesia seperti itu. Uang dulu, baru orangnya masuk. Jadi orang sudah hampir mati, butuh pertolongan segera, masih dimintain uang," ujar Prasetio di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (26/8/2016).

Ia menyampaikan hal itu saat menerima pengaduan seorang warga mengenai percaloan kamar dan nomor antrean di rumah sakit umum daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta Pusat. Menurut Prasetio, perbandingan pelayanan rumah sakit di Indonesia dan di Malaysia yang diutarakannya berdasarkan pengalaman salah seorang koleganya di DPRD DKI, Syahrial.

Ia menyebut Syahrial pernah sakit dan dirawat di rumah sakit yang ada di Penang, Malaysia.

"Pak Syahrial di sana begitu datang, dirawat dulu. Sudah sembuh, baru ditagih biayanya sekian-sekian," ujar Prasetio.

Baru-baru ini, Prasetio mengaku dirinya menerima laporan dari warga mengenai adanya percaloan kamar di RSUD di Jakarta. Laporan itu menyebutkan adanya calo yang memintai pungutan kepada warga yang ingin rawat inap. Jika tidak mau membayar, calo akan menyatakan kamar di RSUD itu sedang penuh.

Ada pula warga yang mengadukan adanya calo nomor antrean di RSUD Tarakan. Warga itu mengatakan, orang yang datang ke rumah sakit akan langsung diberi nomor antrean besar. Jika ia ingin mendapat nomor kecil, mereka maka harus membayar pungutan ke calo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com