Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Suasana Salah Satu Kantor Kependudukan Tersibuk di Indonesia

Kompas.com - 29/08/2016, 13:26 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Bila pukul 05.00 WIB orang-orang sedang bergegas untuk bekerja atau sekolah, berbeda dengan yang terjadi di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.

Pada jam tersebut, antrean puluhan hingga ratusan warga Kabupaten Tangerang sudah memenuhi bagian depan dari 14 loket pelayanan yang telah disediakan oleh petugas.

Pantauan Kompas.com pada Senin (29/8/2016) pagi, antrean nampak padat di bagian depan loket. Sementara, kursi-kursi tempat menunggu panggilan di bagian tengah ruangan juga sudah penuh diduduki warga.

Di pojok kiri dan kanan, ada tukang asongan yang menjajakan berbagai macam dagangannya bagi warga yang masih menunggu. Sesekali, ada yang memesan kopi, minuman dingin, hingga mi instan sembari menunggu antrean.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah warga yang sudah mengantre sejak pukul 8 pagi di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tigaraksa, Tangerang, Senin (29/8/2016). Sebagian besar warga mengurus e-KTP, KK, dan akta kelahiran.
"Saya masih nunggu nih, Mas, mau ambil e-KTP saya. KTP-nya tinggal diambil, sudah rekam di Kecamatan Cisauk empat bulan yang lalu," kata Arivi (20), salah satu warga yang sedang antre, di lokasi.

Arivi memutuskan untuk meminta izin ke kampusnya hari ini khusus untuk mengambil e-KTP. Menurut Arivi, banyak warga yang memadati bagian depan loket karena tidak ada kertas berisi nomor urut dan layar informasi panggilan layanan seperti di kantor-kantor lain pada umumnya.

Mereka harus mendengarkan baik-baik jika nama mereka dipanggil oleh petugas loket. Jika mereka tidak mendengar atau tidak merespons panggilan tersebut, maka dokumennya akan dimasukkan ke urutan yang paling bawah, sehingga orang yang seharusnya sudah bisa pulang jadi harus menunggu lebih lama.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Seorang petugas tengah membantu warga mengisi formulir pendaftaran di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tigaraksa, Tangerang, Senin (29/8/2016). Sebagian besar warga mengurus e-KTP, KK, dan akta kelahiran.
Menurut Arivi, dia bisa saja menunggu e-KTP miliknya diantar ke kantor kecamatan dan mengambilnya di sana. Namun, menurut petugas yang dia temui, memerlukan waktu sampai empat bulan lagi sampai e-KTP diserahkan ke tiap-tiap kecamatan.

"Lama banget kalau nunggu berbulan-bulan lagi. Mending saya ke sini saja langsung, biar repot sedikit, yang penting beres," tutur Arivi.

Warga lainnya, Annisa (28), mengaku kebingungan saat mengurus KK (Kartu Keluarga) di sana. Ketika dia mengurus dokumen itu pada Jumat (26/8/2016) lalu, dikabarkan akan jadi dan bisa langsung diambil pada hari ini. Kenyataannya, dia diminta kembali mengurus lagi karena datanya belum masuk di sistem.

"Saya sudah dari pukul 09.00 WIB, loh, nunggunya. Tadi ada orang datangnya siang tapi sudah bisa langsung ambil, lebih cepat dari saya. Ini bagaimana, Pak?" ujar Annisa kepada petugas di loket.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Sejumlah petugas membantu warga mengisi formulir pendaftaran di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Tigaraksa, Tangerang, Senin (29/8/2016). Sebagian besar warga mengurus e-KTP, KK, dan akta kelahiran.
Terlepas dari apa yang dialami terkait pelayanan, soal fasilitas sederhana, seperti tempat duduk, juga dikomentari oleh warga yang menunggu di sana. Salah satunya Asirah (41), warga Ciater, Kecamatan Panongan.

"Tempat nunggunya panas, sumpek. Ya, beginilah kalau ngurus sendiri. Tapi enggak apa-apa, mending repot sedikit, tapi enggak keluar duit. Ini semuanya kan gratis, sama sekali enggak dipungut biaya," ucap Asirah.

Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang, Uyung Mulyardi, membenarkan kantornya yang hampir setiap hari mengalami kondisi seperti itu.

Menurut dia, selain karena imbauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo soal perekaman e-KTP sampai September nanti, warga memang sudah ramai meminta pelayanan sejak lama.

"Di kami itu, layanan KTP dan KK saja, yang paling banyak diurus warga, sehari bisa ada 2.000 pelayanan, termasuk satu dari sepuluh kabupaten/kota tersibuk layanan kependudukannya di Indonesia, sama kayak Surabaya," sebut Uyung. (Baca: Mendagri Berharap E-KTP Selesai 2017 agar Pemilu Bisa "E-Voting")

Terkait fasilitas yang dikeluhkan warga, dijelaskan Uyung sebagai keterbatasan pihaknya yang dijanjikan untuk segera ditingkatkan. Termasuk dengan fasilitas tempat duduk, mesin untuk kertas nomor urut, dan papan informasi, yang masih menjadi perhatian warga di sana.

Kompas TV Permintaan e-KTP Membludak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com