TANGERANG, KOMPAS.com - Bila pukul 05.00 WIB orang-orang sedang bergegas untuk bekerja atau sekolah, berbeda dengan yang terjadi di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.
Pada jam tersebut, antrean puluhan hingga ratusan warga Kabupaten Tangerang sudah memenuhi bagian depan dari 14 loket pelayanan yang telah disediakan oleh petugas.
Pantauan Kompas.com pada Senin (29/8/2016) pagi, antrean nampak padat di bagian depan loket. Sementara, kursi-kursi tempat menunggu panggilan di bagian tengah ruangan juga sudah penuh diduduki warga.
Di pojok kiri dan kanan, ada tukang asongan yang menjajakan berbagai macam dagangannya bagi warga yang masih menunggu. Sesekali, ada yang memesan kopi, minuman dingin, hingga mi instan sembari menunggu antrean.
Arivi memutuskan untuk meminta izin ke kampusnya hari ini khusus untuk mengambil e-KTP. Menurut Arivi, banyak warga yang memadati bagian depan loket karena tidak ada kertas berisi nomor urut dan layar informasi panggilan layanan seperti di kantor-kantor lain pada umumnya.
Mereka harus mendengarkan baik-baik jika nama mereka dipanggil oleh petugas loket. Jika mereka tidak mendengar atau tidak merespons panggilan tersebut, maka dokumennya akan dimasukkan ke urutan yang paling bawah, sehingga orang yang seharusnya sudah bisa pulang jadi harus menunggu lebih lama.
"Lama banget kalau nunggu berbulan-bulan lagi. Mending saya ke sini saja langsung, biar repot sedikit, yang penting beres," tutur Arivi.
Warga lainnya, Annisa (28), mengaku kebingungan saat mengurus KK (Kartu Keluarga) di sana. Ketika dia mengurus dokumen itu pada Jumat (26/8/2016) lalu, dikabarkan akan jadi dan bisa langsung diambil pada hari ini. Kenyataannya, dia diminta kembali mengurus lagi karena datanya belum masuk di sistem.
"Saya sudah dari pukul 09.00 WIB, loh, nunggunya. Tadi ada orang datangnya siang tapi sudah bisa langsung ambil, lebih cepat dari saya. Ini bagaimana, Pak?" ujar Annisa kepada petugas di loket.
"Tempat nunggunya panas, sumpek. Ya, beginilah kalau ngurus sendiri. Tapi enggak apa-apa, mending repot sedikit, tapi enggak keluar duit. Ini semuanya kan gratis, sama sekali enggak dipungut biaya," ucap Asirah.
Ditemui secara terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tangerang, Uyung Mulyardi, membenarkan kantornya yang hampir setiap hari mengalami kondisi seperti itu.
Menurut dia, selain karena imbauan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo soal perekaman e-KTP sampai September nanti, warga memang sudah ramai meminta pelayanan sejak lama.
"Di kami itu, layanan KTP dan KK saja, yang paling banyak diurus warga, sehari bisa ada 2.000 pelayanan, termasuk satu dari sepuluh kabupaten/kota tersibuk layanan kependudukannya di Indonesia, sama kayak Surabaya," sebut Uyung. (Baca: Mendagri Berharap E-KTP Selesai 2017 agar Pemilu Bisa "E-Voting")
Terkait fasilitas yang dikeluhkan warga, dijelaskan Uyung sebagai keterbatasan pihaknya yang dijanjikan untuk segera ditingkatkan. Termasuk dengan fasilitas tempat duduk, mesin untuk kertas nomor urut, dan papan informasi, yang masih menjadi perhatian warga di sana.