JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menganggap peristiwa pemukulan yang menimpa Andrew Budikusuma sebagai bentuk teror yang ditujukan kepadanya.
Andrew merupakan seorang warga yang mengaku mendapat perlakuan rasial dan kekerasan fisik di halte bus transjakarta. Oknum-oknum yang memukulnya meneriakkan nama Ahok.
"Mereka kalau ketemu saya, dia mana berani gebukin saya gitu lho? Itu namanya teror saja. Coba dia berani ngulang lagi enggak? Itu kan cuma cara teror yang kampungan, orang-orang pengecut yang munafik, tahu enggak," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Ahok mengaku sudah terbiasa menerima berbagai bentuk teror. Contohnya ialah seperti teror agar dia tak meresmikan ruang publik terpadu ramah anak atau RPTRA. Kemudian, ada oknum yang menerornya untuk tak menghadiri acara pernikahan di kampung-kampung.
Namun, berbagai upaya teror tersebut gagal dilaksanakan.
"Mau ke sini (Balai Kota), tetapi takut. Jadi, cuma mau teror di luar, itu cuma orang pengecut saja. Iya dong, jelas itu manggil Ahok... Ahok, padahal tampangnya beda kok," kata Ahok.
(Baca: Andrew Dipukul Orang yang Meneriakinya "Ahok Ahok, Lu Ahok Ya?" di Transjakarta)
Kisah Andrew yang dipukuli oleh orang tak dikenal di Halte Transjakarta JCC arah Pluit viral di media sosial. Dia berencana melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya dengan mengantongi barang bukti berupa rekaman CCTV serta hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit Siloam di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.