Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD DKI Emosi Saat Melihat Warga Gusuran Rawajati Luka-luka

Kompas.com - 06/09/2016, 10:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Beberapa anggota DPRD DKI Jakarta naik pitam melihat banyaknya perban yang dipasang di tubuh Mismanto, seorang warga korban penggusuran permukiman di Rawajati, Senin (5/9/2016). Mismanto yang diperban di bagian kaki, lengan, dan bagian belakang kepala itu mengeluhkan tak ada pertanggungjawaban dari pemerintah.

"Ah saya enggak percaya (pemerintah menjamin pengobatan). Bohong itu. Makanya satpol nih harusnya hindari benturan kayak begini, tahan dulu," kata Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif, dengan nada tinggi.

"Ini clash.... Clash...," kata Syarif lagi.

Saat mengunjungi lokasi penggusuran Rawajati, Jakarta Selatan, Syarif terlihat menginterogasi Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Hermawan. Ia menyayangkan adanya bentrokan antara warga dan personel satpol PP saat penertiban terjadi.

"Saya pasang badan biar saya yang kena saja enggak apa-apa, tetapi kan nyatanya enggak bisa. Ini (penertiban Rawajati) kebijakan yang enggak bisa ditawar. Akan tetapi, begitu di lapangan begini, kan jadi emosi saya," kata Syarif.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad terlihat lebih tenang dibanding Syarif. Ia mengimbau satpol PP untuk mengedepankan langkah persuasif dalam menertibkan permukiman warga.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gani Suwondo, mengaku prihatin atas terus terjadinya penggusuran yang mengorbankan warga.

"Kami harapkan setiap penertiban harus manusiawi dan harus sesuai prosedur. Artinya, kalau kita memindahkan binatang saja dibuatkan kandang dulu, semua harus dipersiapkan dengan baik. Ini kan manusia, harus lebih dihormati dan memanusiakan manusianya," kata Gani.

Gani menyadari, Pemprov DKI Jakarta telah menyediakan rusunawa sebagai tempat relokasi korban penggusuran, yakni di Rusunawa Marunda. Namun, kata dia, memindahkan warga membutuhkan waktu. Terlebih lagi, selama ini warga tinggal di tengah kota dan harus menerima dipindahkan ke ujung Jakarta.

"Mereka kan punya anak sekolah mesti urus kepindahannya juga. Proses sudah lancar, baru dipindahkan," kata Gani.

Mengaku dipukul personel satpol PP

Di sisi lain, Mismanto mengaku dirinya terkena pukulan personel satpol PP saat akan menolong rekannya pada penertiban permukiman di Rawajati, Kamis (1/9/2016) lalu. Mismanto menyebut, tulang tangannya retak dan kakinya memar.

Warga RT 09/RW 04 Rawajati itu mengaku sulit meninggalkan tempat tinggalnya. Pasalnya, ia sudah tinggal di Rawajati sejak lahir hingga menjadi ayah dengan tiga anak.

"Sekarang kami telantar, bikin susah aja kalau kayak begini. Mana ada yang tanggung jawab pengobatan saya? Enggak ada yang tanggung jawab, padahal sempat ada yang janjiin mau tanggung jawab pengobatan," kata Mismanto kepada Kompas.com.

Mismanto merupakan salah satu warga yang masih bertahan di lokasi penggusuran. Dia menolak direlokasi Pemprov DKI Jakarta ke Rusunawa Marunda karena lokasinya yang sangat jauh.

Selain itu, dia juga bekerja serabutan di Kalibata City. Ia takut dimarahi oleh sang bos jika datang terlambat saat bekerja.

"Tahu sendiri kalau terlambat sedikit, bos sudah marah-marah. Pokoknya saya akan bertahan di sini sampai titik darah penghabisan, udahlah itu aja," kata Mismanto.

Kompas TV Warga Rawajati Keberatan Direlokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Terbang dari Tanjung Lesung menuju Pondok Cabe

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com