Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungi Lokasi Penggusuran Rawajati, DPRD Langsung Interogasi Satpol PP

Kompas.com - 05/09/2016, 17:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa anggota DPRD DKI Jakarta yang berasal dari Komisi A mengunjungi lokasi penggusuran Rawajati, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016) siang ini.

Anggota DPRD DKI yang hadir dalam tinjauan tersebut antara lain Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Riano P Ahmad, Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta Syarif, serta anggota Komisi A Ahmad Yani dan Gani Suwondo.

Mereka baru tiba sekitar pukul 15.15 WIB. Padahal, kunjungan mereka dijadwalkan sekitar pukul 12.00 WIB.

Setiba di lokasi, mereka disambut oleh Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Hermawan. Ujang mengatakan, warga berangsur bersedia direlokasi ke Rusunawa Marunda dan ada pula yang pulang ke kampung halaman mereka di Semarang, Jawa Tengah.

"Kemudian ada Bu Wulan, KTP DKI, yang minta rusun ke Jatinegara Barat, tetapi enggak jadi," kata Ujang kepada Riano di lokasi.

Wulan yang mendengar itu langsung menjawab dengan nada tinggi. "Bukannya enggak jadi, Pak. Kalau saya pindah ke Jatinegara, warga yang lain bagaimana? Kami mesti kompak, Pak. Saya enggak bisa minggat sendirian," kata Wulan kepada Riano.

Kemudian, Syarif bertanya kepada Ujang, siapa penanggung jawab penertiban Rawajati. Ujang sempat menjawab Sekretaris Kota Jakarta Selatan. Namun, tampaknya Syarif tak puas dengan jawaban Ujang. Ia kembali bertanya pihak mana yang bertanggung jawab atas penertiban di lapangan.

"Saya, Pak," jawab Ujang terbata-bata. Warga Rawajati yang masih bertahan di sisi Kalibata City pun mengerubungi anggota Dewan.

Mereka mengadukan perlakuan satpol PP, mulai dari pembongkaran tenda hingga tindak kekerasan yang diduga datang dari satpol PP saat penertiban pada Kamis (1/9/2016) lalu.

Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta kembali naik pitam ketika bertemu seorang pria yang tangan dan kakinya diperban. Pria tersebut mengaku mendapat kekerasan dari personel satpol PP saat penertiban terjadi.

"Jangan sampai ada korban, Pak. Harus persuasif," kata Riano kepada Ujang. (Baca: Anak Panti Asuhan di Rawajati Bukan Hanya Menangis Saat Digusur)

"Saya pasang badan biar saya yang kena saja enggak apa-apa, tetapi kan nyatanya enggak bisa. Ini (penertiban Rawajati) kebijakan yang enggak bisa ditawar, tetapi begitu di lapangan begini kan jadi emosi saya," kata Syarif dengan nada tinggi.

Selain itu, Syarif juga mengkritik satpol PP yang telah membongkar tenda warga. Seharusnya, lanjut dia, personel satpol PP tetap membersihkan puing bekas penertiban tanpa mengganggu warga.

"Iya Pak Bapak enak tidur di rumah. Kami kepanasan kehujanan di sini," teriak salah seorang perempuan. Adapun kunjungan anggota DPRD DKI berlangsung selama sekitar 60 menit.

Kompas TV Tolak Digusur, Warga Rawajati Serang Satpol PP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com