Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rabu, DPRD DKI Panggil Pihak yang Terkait Penggusuran Rawajati

Kompas.com - 05/09/2016, 22:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi A DPRD DKI Jakarta akan memanggil satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan warga terkait penggusuran di kawasan Rawajati, Jakarta Selatan. Rencananya, pemanggilan akan dilaksanakan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/9/2016) mendatang.

"Komisi A mau rapat hari Rabu dengan memanggil Wali Kota Jakarta Selatan, satpol PP, dan warga. Ini lo (eksekutif) gimana nih penanganannya pasca-penggusuran tuh apa," kata Sekretaris Komisi A DPRD DKI Jakarta, Syarif, di Rawajati, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016).

Syarif mengatakan, Pemerintah Kota Jakarta Selatan sempat berjanji akan membangun posko pendaftaran rusunawa sebagai relokasi. Warga korban penggusuran akan direlokasi ke Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.

"Terus kalau orangnya enggak mau daftar rusun, apa langkahnya? Jangan buntu dong pemerintah," kata politisi Partai Gerindra tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Gani Suwondo. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut akan mempertanyakan mengapa penertiban permukiman liar menyebabkan bentrok antara satpol PP dan warga.

"Sekarang penggusuran main brutal gini aja kan enggak benar, apalagi sampai ada kekerasan, sampai ada korban luka, itu kan enggak benar," kata Gani.

Hal ini membuktikan tak adanya koordinasi baik yang diciptakan oleh Pemprov DKI Jakarta. Jika komunikasi berjalan lancar, dia meyakini penertiban tak akan berlangsung ricuh. Senin pagi tadi, Syarif dan Gani bersama anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta lainnya meninjau lokasi penggusuran di Rawajati.

Selain itu, turut hadir pula Riano P Ahmad dan Ahmad Yani. Kamis (1/9/2016) lalu, sebanyak 60 bangunan di pinggiran rel Kalibata di Rawajati, Jakarta Selatan, ditertibkan. Penertiban bangunan dikawal 500 personel satpol PP dibantu polisi dari Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya.

Kawasan itu akan dijadikan ruang terbuka hijau. Warga disebut menempati jalur hijau dan telah membuka usaha yang menyebabkan kemacetan di kawasan tersebut. Korban gusuran akan diberi unit rusun di Marunda, Jakarta Utara. (Baca: Anggota DPRD Gerindra: Warga Rawajati Bertahan karena Duka, Jangan Diganggu Dulu hingga 2 Hari)

Warga juga ditawari bisa mengambil lapak untuk usaha di pasar milik PD Pasar Jaya, di Pasar Tebet dan Pasar Jambul, serta dijanjikan sewa lapak gratis selama enam bulan.

Kompas TV Warga Rawajati Keberatan Direlokasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com