Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP dan PKB Bakal Berpaling, Ini Komentar Sandiaga

Kompas.com - 12/09/2016, 10:17 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno mengaku memahami reaksi dari para kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait wacana duet dirinya dengan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera untuk Pilkada DKI 2017.

Hal tersebut disampaikannya menanggapi kedua partai tersebut yang mengancam meninggalkan Koalisi Kekeluargaan karena wacana duetnya dengan Mardani.

"Dalam komunikasi resmi kami dengan PPP dan PKB sangat dimengerti sekali reaksi dari masing-masing kader," kata Sandiaga, usai Shalat Idul Adha di Masjid Al Barkah, Cipete Selatan, Jakarta Selatan, Senin (12/9/2016).

Namun, meski kader kedua partai bereaksi seperti itu, dirinya menyatakan para pimpinan partai di Koalisi Kekeluargaan masih solid.

(baca: PKB Ingin Sandingkan Yusril dengan Saefullah di Pilkada DKI 2017)

"Dari pimpinan partai ini mereka masih sangat komit terhadap persatuan dan kekeluargaan," ujar Sandiaga.

Duet Sandiaga-Mardani, menurut dia, belum keputusan final. Tiga nama kandidat calon wakil gubernur di Koalisi Kekeluargaan masih proses pemilihan.

Tiga nama itu, yakni Deputi Gubernur DKI Jakarta bidang Budaya dan Pariwisata Sylviana Murni, Sekda DKI Saefullah dan Mardani.

(baca: PPP Tak Akan Dukung Sandiaga-Mardani pada Pilkada DKI)

Menurut Sandiaga, dalam satu dua minggu kedepan sudah ada keputusan final siapa yang akan dipilih.

Sebelumnya, soliditas koalisi kekeluargaan kini mulai terancam. Sandiaga sebagai figur yang digadang menjadi kandidat pesaing Ahok terancam akan kehilangan dukungan dari PKB.

Hal tersebut menyusul langkah PKS yang mengusung kadernya, Mardani Ali Sera untuk menjadi kandidat calon wakil gubernur pendamping Sandiaga.

(baca: Tolak Sandiaga-Mardani, PPP Akan Duetkan Yusril dengan Saefullah atau Sylviana)

Langkah PKS tersebut juga diklaim telah mendapat restu dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Sementara itu, PPP juga mulai memunculkan nama baru, ustadz Yusuf Mansur, di samping nama-nama kandidat cawagub lainnya seperti Sylviana Murni atau Saefullah.

Kompas TV Yusril Klaim Didukung 4 Partai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Hari Ini, Dishub Jaksel Jaring 6 Jukir Liar di Minimarket Kawasan Kemang dan 3 di Kebayoran Baru

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Polisi Tangkap Empat Pencuri Mobil yang Seret Korbannya di Bogor, Dua Orang Masih Buron

Megapolitan
Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Terlilit Utang Rp 10 Juta, Seorang Pria Nekat Curi 6 Ban Mobil Beserta Peleknya

Megapolitan
Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Ditangkap di Filipina, Gembong Narkoba Buronan BNN Pernah Selundupkan 5 Kg Sabu ke Indonesia

Megapolitan
Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Jukir Liar di Tebet Masih Bandel, Bisa Kena Sanksi Denda atau Kurungan

Megapolitan
Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat 'Video Call' Keluarga Jadi Pertanyaan

Misteri Kematian Pria di Kali Sodong, Wajah Lebam Korban Saat "Video Call" Keluarga Jadi Pertanyaan

Megapolitan
Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com