Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penolakan BEM UI terhadap Proyek Reklamasi Teluk Jakarta

Kompas.com - 14/09/2016, 06:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menemui Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (13/9/2016) malam.

Beberapa orang perwakilan mereka diberi kesempatan berbicara dengan Luhut untuk menyatakan sikap terkait dilanjutkannya proyek reklamasi Teluk Jakarta.

(Baca juga: Kata Luhut, Nelayan Akan Lebih Sejahtera dengan Adanya Proyek Reklamasi)

Pertemuan itu dilakukan tertutup. Seusai pertemuan, Ketua BEM UI Arya Adiansyah mengatakan, pemerintah telah memaparkan beberapa data kepada mereka.

Data itu di antaranya berupa data-data ekonomi dan alasan hukum dilanjutkannya proyek reklamasi.

Perwakilan dari Pemprov DKI yang juga turut hadir dalam pertemuan itu telah memaparkan rencana pembangunan seperti rusun, resto apung, dermaga, dan lainnya.

"Setelah melihat secara keseluruhan data itu, pertimbangan kami dua hal. Kami sangat menyayangkan, pada satu, tentang aspek hukumnya yang tetap ditabrak keputusan PTUN itu," ujar Arya, Selasa malam.

Menurut dia, dengan dilanjutkannya proyek reklamasi, pemerintah tidak menghormati putusan PTUN yang memenangkan gugatan nelayan dan memutuskan penangguhan proyek reklamasi sampai dengan ada putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Kedua, BEM UI menilai rencana pembangunan yang telah dipaparkan dalam pertemuan tersebut belum pernah dikomunikasikan kepada nelayan yang merupakan masyarakat terdampak langsung proyek reklamasi.

Selama ini, pembangunan tersebut hanya berjalan satu arah.

"Dengan pertimbangan itu, kami masih sangat keberatan dan kami menolak sampai sebenarnya nanti ada dialog yang komprehensif dengan masyarakat terdampak di sana," kata dia.

Selain itu, lanjut Arya, BEM UI akan membandingkan data-data yang telah dipaparkan pemerintah dengan fakta-fakta di lapangan.

"Kalau memang itu tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan, maka kami siap untuk turun aksi lagi," tutur Arya.

(Baca juga: Luhut Minta Keputusannya soal Reklamasi Tidak Dibandingkan dengan Rizal Ramli)

Ia pun menuturkan, Luhut tidak mempermasalahkan sikap BEM UI yang menolak proyek reklamasi.

Luhut juga disebut menunggu rekomendasi dari mahasiswa terkait proyek reklamasi tersebut.

"Dan tadi saya minta secara khusus, setelah ini akan ada dialog-dialog komprehensif berikutnya," ucap Arya.

Kompas TV Presdir Agung Podomoro Land Temui Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com