Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bamus Betawi Dinilai Sah-sah Saja Usulkan Calon Wakil Gubernur Jakarta

Kompas.com - 15/09/2016, 22:44 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pembina Forum Pemuda Betawi, Rahmat HS, menilai Bamus Betawi boleh mengusulkan calon pemimpin Jakarta. Rahmat mengemukakan hal itu saat diminta tanggapannya terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menghentikan dana hibah untuk Bamus Betawi karena organisasi itu dinilai sudah bermain politik.

Menurut Rahmat, fungsi organisasi kemasyarakat seperti Bamus Betawi adalah menyerap aspirasi masyarakat.

"Nah sekarang orang Betawi membuat rapim untuk Bamus nih, untuk menetukan siapa yang kira-kira yang diusulkan menjadi calon wakil gubernur kepada parpol. Ini sah-sah aja," kata Rahmat pada acara diskusi dengan tema "Jakarta di Tangan Ahok", di Bakoel Coffee di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

Yang tidak boleh menurut dia adalah jika ormas mencari dana untuk partai politik. Hal itu  melanggar undang-undang.

Ia menilai reaksi Ahok keliru. "Jadi kalo kita mengusulkan siapapun, boleh diusulkan," ujar Rahmat.

Rahmat menyatakan, Ahok tidak bisa sepihak menghentikan bantuan hibah tersebut. Namun, Rahmat tidak terlalu mempersoalkan jika Ahok merealisasikannya.

"Duit Rp 5 miliar buat orang Betawi itu kecil. Kamu tahu enggak, Majelis Rakyat Papua hibah dari APBD-nya Rp 50 miliar," kata Rahmat.

"Dan Ahok memang enggak mungkin ngasih Bamus, ngasih kita hibah lagi karena dia enggak jadi gubernur lagi," kata Rahmat.

Ia berpendapat, Ahok bereaksi seperti itu karena pada acara Bamus tersebut hadir Sekda DKI Saefullah, yang kerap disebut bakal jadi pendamping Sandiaga Uno pada Pilkada DKI 2017. Menurut Rahmat, wajar Saefullah hadir karena menjadi penasehat Bamus Betawi.

"Ini karena kegalauan Ahok," kata Rahmat.

Ahok sebelumnya mengatakan akan menghentikan dana hibah untuk Bamus Betawi. Ia menilai, organisasi itu sudah bersifat politis dan menyebarkan kebencian melalui acara Lebaran Betawi.

"Yang masalah itu mereka menggunakan Bamus Betawi yang minta hibah dari kami untuk main politik. Itu sudah melanggar Pancasila dan UUD 1945, dia bilang Jakarta harus Betawi yang jadi gubernur dia. Itu udah enggak betul," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com