Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Harudin yang Menikah di Kantor Polisi

Kompas.com - 21/09/2016, 15:29 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Suasana haru menyelimuti ruang penyidik unit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Rabu (21/9/2016). Sebab, di ruangan tersebut diselenggarakan akad nikah antara Muhammad Harudin (20) dan Marlena.

Pasangan kekasih itu terpaksa menikah di kantor polisi lantaran Harudin kini ditahan karena kasus pencurian motor. Meski harus menikah di kantor polisi, proses akad tetap berlangsung khusyuk dan haru.

Kedua mempelai dan pihak keluarga tak kuasa menahan air mata ketika para saksi menyatakan pernikahan tersebut sudah sah.

Sebelum menikah, Harudin dan Marlena sudah berpacaran selama dua tahun dan memiliki rencana menikah sebelum Harudin ditangkap polisi pada 18 Agustus 2016.

"Pernikahan ini atas permintaan dari pihak keluarga perempuan karena Marlena sudah mengandung empat bulan. Kami sebagai penyidik hanya memfasilitasi saja," ujar Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Budi Hermanto, Rabu.

Budi mengungkapkan, izin menikah di kantornya diberikan karena alasan kemanusiaan. Pernikahan itu dihadiri penghulu dari Pelindung Jaya, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur, keluarga kedua mempelai, Kepala Desa Pelindung Jaya, dan aparat kepolisian.

Meski tak dicatatkan di buku nikah, Harudin tampak tegang saat melakukan ijab kabul. Proses ijab kabul tersebut sempat diulang karena Harudin terbata-bata.

Setelah para saksi menyatakan pernikahan itu sah, tampak Harudin dan Marlena tak kuat membendung air matanya. Melihat hal itu, pihak keluarga juga ikut menitikkan air mata.

Apalagi saat kedua pasangan itu mencium tangan kedua orangtuanya. Harudin sempat memeluk ibunya sambil meminta maaf.

"Maafin saya Bu, saya sudah banyak dosa selama ini," ucap Harudin sambil menangis.

Kepala Desa Pelindung Jaya, Kecamatan Gunung Pelindung, Lampung Timur, Wahab, mengatakan pihak keluarga menyewa mobil untuk berangkat dari Lampung Timur ke Jakarta. Mereka rela menempuh perjalanan jauh demi menyaksikan kedua pasangan tersebut menikah.

"Kami berangkat dari jam 21.00 WIB dan baru sampai Jakarta pukul 07.00 WIB," ujar Wahab.

Dalam kesempatan itu, Wahab sempat memberikan nasihat kepada Harudin dan Marlena. Ia meminta kedua pasangan itu ikhlas menjalani kehidupan selanjutnya.

"Ini bukan tempat yang tidak mulia, karena pernikahan ini sudah ditentukan Allah. Di mana pun tempat pernikahan akan dimuliakan," kata Wahab.

Ia berharap setelah ini Harudin bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

(Baca: Manfaatkan Balapan Liar untuk Jual Motor Curian, 5 Pria Ditangkap)

Harudin ditangkap polisi dengan empat orang kawannya, yakni Doni Irawan (23), Kaharudin alias Kahar (22), Sulkifli alias Sul (19), dan Jahri Yusup (27). Ia ditangkap saat melakukan transaksi jual beli motor hasil curian di arena balap liar di kawasan Cakung, Jakarta Timur.

Komplotan Harudin sempat mencuri sepeda motor milik salah satu anggota TNI di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat saat sedang parkir di sebuah rumah makan pada 17 Agustus 2016 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com