Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atlet PON Sulteng yang Telantar di Stasiun Manggarai Dijanjikan Rp 50 Juta oleh Bupati Morowali

Kompas.com - 22/09/2016, 19:29 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Kamis (22/9/2016) malam, sembilan atlet remaja bidang olahraga muay thai asal Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama tiga ofisial mereka yang sebelumnya mengikuti PON 2016 di Jawa Barat masih telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.

Hujan deras tengah mengguyur Jakarta dan mereka masih bertahan, belum makan siang.

Kepada Kompas.com, pelatih mereka, Iwan Said, menuturkan awal nasib mereka. Iwan baru setahun terakhir menjadi pelatih mereka.

"Undangan ikut itu awalnya datang dari PB Muay Thai Indonesia, lalu masuk ke KONI, tahu anak-anak ini punya catatan prestasi kan," kata Iwan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Sembilan atlet Muay Thai yang ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Provinsi Sulawesi Tengah telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2016). Mereka tak punya ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Sayangnya, hingga mendekati waktu keberangkatan, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tenggara ataupun Kabupaten Morowali tak memberi bekal maupun menyediakan peralatan tanding. Tak patah semangat, Iwan dan keluarga atlet itu mencari sumbangan mulai dari pejabat DPRD hingga warga sekitar.

Dengan hanya Rp 15 juta yang berhasil terkumpul, mereka berangkat ke Jawa Barat mewakili provinsi dalam berbagai kelas.

Bupati Morowali Anwar Hafid yang melepas mereka di rumah dinasnya menjanjikan Rp 50 juta untuk setiap medali emas.

"Tanggal 13 (September 2016) kami berangkat dari Morowali, 20 jam perjalanan sampai juga di sana (Jawa Barat). Kami sewa vila seadanya," ujar Iwan.

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Sembilan atlet Muay Thai yang ikut Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Provinsi Sulawesi Tengah telantar di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2016). Mereka tak punya ongkos pulang ke kampungnya di Morowali dan Morowali Utara.
Selama empat hari, kondisi mereka pun paling nelangsa di antara kontingen PON lainnya. Mereka mengenakan kostum sumbangan dan sandal seadanya. Namun, mereka berhasil meraih satu medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu.

"Saya awalnya ketemu mereka tahun lalu di Makassar waktu saya masih melatih untuk Jabar, menangis saya lihat mereka kepanasan di rumah kos," katanya.

Hingga malam ini, mereka masih menunggu kepastian di Stasiun Manggarai. Mereka sedang berusaha agar bisa menginap di rumah perwakilan Pemprov Sulteng di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.

Moh Hardiansyah (11), peraih medali emas, asyik tidur-tiduran di teras stasiun. Ia hanya meluapkan sedikit kebanggaannya mampu mengalahkan kontingen asal Jawa Barat.

"Capek sih, tapi seru. Semoga bisa ikut lomba lagi," kata dia dengan polos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com