Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Jakarta Barat: Jadi Anak Buah, Risiko Dimarahi...

Kompas.com - 23/09/2016, 18:57 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi meluruskan aduan seorang warga Krendang yang membuat dirinya ditegur Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Anas tak berharap Ahok akan meralat pernyataannya.

Ia hanya pasrah selama ini sering diomeli.

"Ya saya sebagai anak buah kerja benar aja dimarahin. Udah risiko kan," kata Anas di kantornya, Jumat sore (23/9/2016).

Anas mengatakan bahwa kebijakannya menertibkan rumah yang ditempati seorang warga bernama Andre di Krendang sudah benar karena sudah sesuai sertifikat dari BPN yang menyatakan bahwa tanah itu milik Hairanah.

Kewenangan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat sendiri sudah sesuai UU Nomor 51 tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Izin yang Berhak atau Kuasanya, dan SK Gubernur Nomor 886 Tahun 1983 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penertiban Penguasaan/Pemakaian Tanah Tanpa Hak di Wilayah DKI Jakarta.

Kamilus, staf Ahok bidang pengaduan mengatakan, Andre mengklaim tanpa keputusan pengadilan. Ia menjelaskan bahwa reaksi Ahok yang begitu keras ketika menerima aduan Andre karena Ahok tak mengetahui duduk persoalannya.

"Namanya masyarakat kan dia punya hak untuk mengadu, harus begitu supaya merasa ditanggapi. Makanya itu langsung saya telepon Pak Wali (Anas), dikumpulin semua, apakah Pak Wali salah ataukah pelapornya yang salah. Ini untuk meyakinkan Pak Gubernur," kata Kamilus.

Kamilus tak tahu apakah Ahok akan meralat pernyataannya dan meminta maaf ke Anas. Anas sendiri mengatakan tidak akan menggugat Andre meski merasa nama baiknya dirugikan.

"Kalau kita dizalimi, dosanya ditanggung sama yang menzalomi, semoga kemudian rejeki juga bertambah, amin. Itu yang penting bagi saya," kata Anas.

Pada Kamis pagi lalu, Ahok menelepon Anas dari pendopo Balai Kota di hadapan para wartawan dan warga. Ia memarahi Anas karena menerima dua aduan warga Jakarta Barat soal tanah.

"Eh Pak Wali, kamu bongkar-bongkar rumah orang, salah alamat lagi. Ini ada pengaduan. Saya lihat kamu ngaco," kata Ahok kesal.

"Nanti urus sama orang saya ini, tanyain sama dia yang mana (masalahnya). Sertifikatnya di mana, yang dibongkar di mana. Jangan jadi centeng-centeng orang lu," kata Ahok menyudahi percakapannya dengan Anas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com