Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Lihat Saja Nanti Bagaimana SBY Memoles Agus Harimurti"

Kompas.com - 24/09/2016, 12:55 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari mengatakan, partai politik seperti kehabisan akal saat menit-menit akhir pendaftaran pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.

Sebab, nama-nama yang lebih dulu santer dikaitkan dengan Pilkada DKI 2017, justru tak diusung. Partai politik malah memilih nama-nama baru dalam pilkada tersebut.

Qodari menyoroti pilihan koalisi Partai Demokrat, PKB, PPP, dan PAN yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

"Nama-nama yang beredar, diukur eletabitasnya terbatas, dan diprediksi akan kalah. Jadi mending memunculkan calon yang out of the box daripada terus fighting. Maka diturunkanlah kandidat dari langit. Siapa yang mengira Agus Harimurti sebagai calon gubernur," ujar Qodari dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/9/2016).

Qodari berseloroh, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mendapat wangsit sehingga memutuskan mengusung Agus. Sebab, Agus sebelumnya tak pernah terprediksi akan diusung maju dalam Pilkada DKI.

"Ingat, di belakang Agus itu ada Pak SBY. Pak SBY itu banyak sekali pendukungnya. Lihat saja nanti bagaimana tindakan SBY, 'Mbah Pencitraan' memoles Agus Harimurti. Seperti apa nanti," ucapnya.

Agus diusung menjadi cagub DKI Jakarta oleh Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB. Bakal cawagub yang mendampingi Agus adalah Sylviana Murni.

Agus merupakan perwira menengah berpangkat Mayor Infanteri yang pernah menjabat Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning. Adapun Sylviana merupakan Deputi Gubernur bidang Kebudayaan dan Pariwisata di Pemprov DKI Jakarta.

Kompas TV Akhir dari Karir Militer Agus Yudhoyono
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com