Ahok: Industri Perakitan Bus Bergeliat akibat Pengadaan Bus Transjakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku tak mempermasalahkan lambannya pengadaan bus transjakarta. Ia menyatakan, dirinya lebih senang dengan pola pengadaan yang dilakukan saat ini.

Menurut Ahok, saat ini pola pengadaan bus transjakarta adalah dengan memesan ke pabrikan ternama. Pabrikan kemudian bekerja sama dengan perusahaan karoseri untuk proses perakitan.

Ia menyebut pola itu telah membuat industri perakitan di karoseri bergeliat.

"Gara-gara kami, sekarang karoseri pada hidup semua. Ungaran (Jawa Tengah) bisa produksi. Yang gandeng sehari satu," kata dia saat kunjungan ke Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2016).

Ahok menganggap pola pengadaan yang dilakukan saat ini lebih bagus daripada memesan bus impor dari Tiongkok. Ia mengatakan, pada masa lalu banyak perusahaan karoseri yang tidak berani memproduksi banyak bus karena maraknya bus impor dari Tingkok.

"Kamu lebih puas mana, mau saya beli bus semua dari luar negeri langsung 3.000 atau tunggu karoseri bisa hidup?" kata Ahok.

Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, sebelumnya menilai masih ada yang kurang dari pengelolaan transjakarta. Meskipun sudah menjadi brand yang kuat tetapi pelayanannya perlu ditingkatkan.

Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan, menurut Sandiaga,  adalah jumlah bus.

"Kan dibilang mau tambah 1.000 (unit bus). Mungkin realisasi cuma 100," kata Sandiaga di Duri Kepa, Jakarta Barat, Rabu lalu.

(Sandiaga: Bilangnya Tambah 1.000 Bus, Realisasinya cuma 100)

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta, Budi Kaliwono, mengatakan jumlah bus transjakarta yang beroperasi saat ini mencapai 1.347 unit bus. Budi mengatakan, jumlah tersebut juga akan terus bertambah.

"Sampai akhir tahun ini juga diperkirakan total bus kita 2.000 unit," kata Budi.

(LIhat: Dikritik Sandiaga soal Realisasi Bus Transjakarta, Ini Kata Dirut PT Transjakart.)