Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kakek Penjual Koran di SPBU Kasablanka, Tolak Masuk Panti demi Bisa Beramal

Kompas.com - 28/10/2016, 11:21 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap hari, seorang pria lanjut usia selalu menggelar lapak koran di area SPBU Kota Kasablanka, Tebet, Jakarta Selatan. Ia adalah Abdul Rahman (77), ayah delapan anak yang sudah bertahun-tahun berjualan koran di sana.

Abdul bercerita, ia didatangi petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan untuk dirawat di panti sosial pada Kamis (27/10/2016) kemarin. Namun, ia menolak.

Selain karena masih memiliki keluarga yang merawatnya, Abdul juga enggan tinggal di panti sosial karena khawatir tidak bisa beramal.

"Saya enggak mau, saya enggak bisa amal. Kalo saya masih bisa nyari (uang), saya bisa amal," ujar Abdul saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (28/10/2016).

Abdul mengaku sudah enam tahun berjualan koran di area SPBU Kota Kasablanka. Ia tetap ingin mencari uang meskipun anak-anaknya melarang. Uang yang didapatnya dari hasil berjualan digunakan untuk dirinya sendiri dan diberikan kepada anak-anak yatim.

"Iya, buat saya sama anak yatim, ada dua orang yang sekolah di sini (SD di depan SPBU Kota Kasablanka)," kata dia.

Baca: Saat Petugas Sudinsos Jaksel Membujuk Warga Lansia Penjual Koran untuk Dirawat di Panti

Kondisi wajahnya yang harus diperban tak menyurutkan niatnya untuk berjualan. Abdul bercerita, ia sudah menjalani tiga kali operasi karena tumor di wajahnya. Kini, mata kanannya sudah tak bisa melihat.

Ibadah

Sehari-hari, Abdul mulai berjualan pukul 06.00 WIB. Pada pukul 11.00 WIB, ia akan pulang untuk melaksanakan solat dzuhur. Abdul kemudian kembali berjualan pukul 13.00 - 16.00 WIB.

Selain selalu menyisihkan uangnya untuk anak-anak yatim, Abdul juga tidak pernah absen beribadah. Bahkan, setiap malam ia bangun untuk melaksanakan solat tahajud.

"Saya jam 01.00 malam bangun. Solat tahajud. Satu tahun tiga kali khatam (selesai membaca) Alquran," ucap Abdul.

Pada Januari 2017 nanti, Abdul akan pergi ke Mekkah untuk beribadah umrah. Ia mengaku mendapatkan bantuan dari seorang donatur yang akan memberangkatkannya umrah.

"Januari umrah. (Uangnya) dari donatur," ujarnya.

Pantauan Kompas.com, banyak orang yang datang menghampiri Abdul untuk membeli koran. Mereka memberi uang lebih kepada Abdul. Bahkan, ada pula orang yang hanya memberi uang atau makanan, tanpa membeli koran yang dijualnya.

"Kadang-kadang ada yang kasih nasi," ujarnya.

Setiap kali Abdul menerima pemberian dari seseorang, ia tampak menelungkupkan kedua tangannya dan berdoa. Bagi Abdul, kehidupannya tidak pernah lepas dari kebaikan Tuhan.

"Allah enggak pelit," ucap Abdul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com