Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GNPF MUI: Ada Provokator yang Menyusup Masuk karena Kecewa

Kompas.com - 05/11/2016, 17:32 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia Bachtiar Nasir mengatakan, kericuhan pada saat demonstrasi 4 November 2016 terjadi karena ada provokator ke dalam barisan massa.

Bachtiar menyebutkan, ada upaya-upaya dari provokator di luar barisan massa yang berusaha memancing kerusuhan ketika aksi damai dilakukan.

Menurut dia, provokator itu menghasut massa untuk melakukan kerusuhan karena kecewa jika aksi menuntut proses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berjalan damai.

"Ada provokator yang menyusup masuk karena kecewa jika kasus berlangsung damai," kata Bachtiar dalam konferensi pers di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).

Bachtiar menengarai ada provokator di sisi aparat keamanan. Menurut dia, saat itu Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sudah memerintahkan menghentikan tembakan gas air mata dan peluru karet.

Menurut Bachtiar, perintah tersebut tidak dipatuhi oleh oknum aparat. Polisi tetap menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran.

"Berkali-kali Kapolri dan Panglima TNI memerintahkan aparat untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tidak digubris," tutur Bachtiar.

Ia menuturkan, provokator membuat suasana demonstrasi yang semula damai menjadi mencekam. Padahal, massa telah berkomitmen dalam menjaga aksi demonstrasi berjalan damai.

Hal itu diwujudkan dengan adanya beberapa kelompok yang memarahi demonstran yang menginjak taman. Beberapa kelompok juga membawa plastik hitam untuk memungut sampah yang berserakan.

"Komitmen kami untuk aksi damai tidak bisa ditawar. Ini betul menjadi unjuk rasa yang damai dan beradab," kata Bachtiar.

Untuk itu, Bachtiar meminta keberadaan provokator tersebut segera diusut. Dia juga meminta Kapolri memecat komandan pasukan yang ketahuan mengabaikan perintah Kapolri dan Panglima TNI.

"Saya minta kepada Kapolri memberhentikan komandan pasukan yang menembakkan gas air mata karena mengabaikan perintah Kapolri," kata Bachtiar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com