JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang sidang kedua kasus dugaan penodaan agama, terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mendapat dukungan dari warga yang mendatangi Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Senin (19/12/2016).
Salah satu warga yang memberikan dukungan adalah seorang ibu bernama Ummi Nurul. Dia berharap Ahok tak kembali menangis saat menjalani sidang.
"Semoga besok Ahok jangan emosi, jangan marah, dan jangan nangis lagi. Biar aja Ummi yang nangis di rumah," kata Ummi Nurul.
(Baca: Ibunda Ahok Ungkap Alasan Anaknya Menangis dalam Sidang)
Menurut wanita berusia 70 tahun tersebut, Ahok tidak menodai agama. Bahkan, lanjut dia, kasus Ahok seharusnya dapat diselesaikan dengan cara musyawarah.
Ia berharap agar proses hukum Ahok dapat berjalan tanpa intervensi dari pihak manapun.
"Ummi enggak pernah keluar rumah, cuma ke Rumah Lembang. Mudah-mudahan 13 JPU (jaksa penuntut umum) dan 5 Hakim jangan takut sama tekanan massa," kata Ummi Nurul.
Ummi Nurul mengaku menjalani puasa hingga ratusan hari agar Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat dapat menang pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain itu, ia mengajak warga memilih pasangan Ahok-Djarot pada 15 Februari 2017 mendatang.
"Kalau memang enggak suka Ahok, ya coblos Djarot-nya saja. Kemarin Ummi nangis, ada Djarot lewat kampanye dekat rumah tapi enggak bisa lihat, karena Ummi lagi sholat 12 rakaat. Ummi sudah 145 hari puasa sejak ketemu Ahok dulu," kata Ummi Nurul yang tinggal di kawasan Jakarta Pusat ini.
Adapun persidangan perdananya pada 13 Desember lalu, Ahok sempat menangis saat membacakan nota keberatannya.
Ahok menangis saat menceritakan riwayat hidupnya. Ahok yang lahir dari pasangan nonmuslin di Belitung Timur, kemudian diangkat menjadi anak oleh keluarga muslim asal Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan.
Suara Ahok terbata-bata ketika menceritakan kisahnya merawat sang ibu angkat hingga ke pemakaman.