JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, terlihat bingung ketika blusukan ke Pasar Manggis, Jakarta Selatan. Pasalnya banyak toko yang tutup serta kios sayur dan daging yang tak ditempati.
Padahal, menurut dia, pasar yang diresmikan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Agustus 2015 itu letaknya strategis.
"Karena banyak kios yang ditutup, kalau kami sudah aktif kembali (jadi wakil gubernur DKI Jakarta), kami akan panggil pedagangnya," kata Djarot, di Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).
(Baca: Djarot Anggap Penolakan di Karet Bukan Bentuk Penghadangan Kampanye)
Menurut dia, banyak hal yang harus dilakukan PD Pasar Jaya sebagai pengelola untuk merevitalisasi pasar agar ramai kembali. Contohnya seperti penyelenggaraan festival kuliner di Pasar Manggis dan lain-lain.
Selain itu, kata dia, Pemprov DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya harus tegas dalam menindak pedagang yang bandel.
"Mereka yang punya kios ya harus buka, dagang. Kalau disewakan atau tidak berjualan, akan kami ambil alih dan kami alihkan ke pedagang lain," ucap Djarot.
Selain itu, lanjut dia, tiap lantai harus ada kekhususannya. Misalnya di lantai pertama digunakan untuk menjual sayur dan buah-buahan. Kemudian di lantai dua untuk pakaian dan selanjutnya.
Saat blusukan di lokasi itu, Djarot turut didampingi anggota DPR RI Andreas Hugo Parreira dan anggota DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali.