Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Korban Kebakaran Pasar Senen Obral Dagangan di Pinggir Jalan

Kompas.com - 22/01/2017, 13:18 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Celananya dua puluh ribu aja! Enggak ambil untung! Modalnya udah kebakar!" pekik Midis, salah satu pedagang korban terbakarnya Pasar Senen Blok III di lapak barunya di trotoar, Minggu (22/1/2017).

Teriakan Midis hanyalah satu di antara teriakan ratusan pedagang yang kini menggelar lapak seadanya di trotoar depan Pasar Senen yang terbakar pada Kamis (19/1/2017). Mereka bersahut-sahutan, membanting harga semurah-murahnya agar tetap bisa menyambung hidup pasca-dagangannya ludes dilahap api.

"Ya mau gimana lagi? Masa mau berhenti dagang?" kata Midis saat ditanya soal alasannya berjualan di pinggir trotoar.

Midis dulunya memiliki sebuah toko di Blok III yang menjual celana laki-laki bekas beserta sabuknya. Jika satu celana di toko dijual Rp 30.000 hingga Rp 50.000, saat ini barang itu ia jual murah. Kata dia, ini dilakukan untuk memanfaatkan pembeli yang tahu bahwa harga akan turun pasca-kebakaran.

"Alhamdulillah biar di trotoar masih banyak yang belanja ya," ucapnya.

Rozak yang menjual pakaian perempuan juga tak berlarut-larut menangisi terbakarnya toko yang ditempatinya sejak lima tahun silam. Ia mengatakan, pada Kamis pagi itu, ia tak seperti pedagang lainnya yang sibuk berusaha menyelamatkan barang dagangan.

"Saya sudah tahu pasti habis kayak waktu kebakaran yang sebelumnya, mana bisa diselametin. Saya malah sibuk nyari rak sama terpal, pesan langsung satu bal," kata Rozak. (Baca: Sulitnya Taklukkan Api di Pasar Senen)

Satu bal yang berisi 80 kilogram pakaian itu kini dijualnya di pinggir jalan. Rozak dan ratusan pedagang lainnya tak punya pilihan selain memakan separuh badan jalan untuk berjualan.

Meski kemacetan timbul akibat pedagang tumpah ruah di jalan ini, para pengendara tak membunyikan klakson mereka.

Midis, Rozak, dan pedagang lainnya mengatakan, saat ini mereka belum berniat pindah ke tempat relokasi di Blok V.

Ada sejumlah syarat yang harus dilengkapi untuk mendapat tempat. Lagi pula, pemburu pakaian bekas enggan berbelanja di sana.

"Selama belum diusir ya artinya boleh dong dagang di sini dulu," kata Rozak. (Baca: Ratapan Pedagang Pasar Senen yang Jadi Korban Kebakaran)

Kompas TV Terulangnya Kebakaran di Pasar Senen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com