Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Peringkat Kemendikbud yang Diperdebatkan Ahok dan Anies

Kompas.com - 28/01/2017, 06:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laporan Ombudsman soal peringkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sempat menjadi bahan perdebatan dua calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan.

Bermula ketika Anies menyinggung peringkat Jakarta yang berada di urutan 16 dari 33 provinsi dalam laporan Ombudsman RI.

"Ya sebetulnya kami maklum ya. Jakarta ini memang kota besar, orangnya banyak. Dari Ombudsman kami juara 16 dari 33 provinsi. Kalau Pak Anies di Kemendikbud juara 22 dari 22 kementerian gitu lho," ujar Basuki atau Ahok, dalam debat cagub dan cawagub DKI di Hotel Bidakara, Jumat (27/1/2017).

Anies Baswedan meluruskan pernyataan yang disampaikan Ahok. Menurut dia, peringkat Kemendikbud membaik di bawah kepemimpinannya.

"Data peringkat Kemendikbud 22 dari 22 itu angka sebelum saya bertugas, setelahnya meningkat menjadi sembilan. Maaf kesannya menyombongkan diri, tetapi kami perbaiki dan Insya Allah kalau kami terpilih, akan kami bereskan Jakarta," ujar Anies.

(Baca: Ahok: Kalau Pak Anies, di Kemendikbud Juara 22 dari 22 Kementerian)

Adapun Anies menjabat sebagai Mendikbud pada 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016. Data yang disampaikan Ahok adalah data Ombudsman soal kepatuhan pemerintah pusat dan daerah terhadap standar pelayanan publik.

Penelitian ini dilakukan dua periode, yakni pada Maret-Mei 2015 dan Agustus-Oktober 2015. Jika memerhatikan waktu penelitian, Kemendikbud sudah berada di bawah kepemiminan Anies.

Menurut penelitian tersebut, Kemendikbud benar mendapatkan peringkat 22 dari 22 kementerian. Kemendikbud masuk dalam zona merah yang berarti rendah tingkat kepatuhan.

Namun, pada penelitian Ombudsman tahun 2016, peringkat Kemendikbud melesat ke zona hijau yang berarti tingkat kepatuhan tinggi. Kemendikbud berada di urutan 9 dari 25 kementerian.

(Baca: Anies: Peringkat Kemendikbud 22 dari 22 Itu Sebelum Saya Bertugas)

Kompas TV Pengaruh Debat Kedua Terhadap Elektabilitas Cagub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com