JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim pemenangan pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yaitu Mardani Ali Sera, menyindir pasangan nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang tidak pernah menghadiri debat yang diselenggarakan selain oleh KPU DKI Jakarta.
Mardani mengatakan, Anies-Sandi selalu menghadiri undangan debat. Pelaksanaaan debat tidak resmi dari KPU DKI dinilai sebagai tempat berlatih atau pemanasan.
"Jadi ketika masuk debat yang officially dari KPU, tidak ada itu pertanyaan yang enggak selesai, kami nyaman aja karena sudah berlatih. Itu untungnya berlatih," kata Mardani saat acara rilis survei Pilkada DKI 2017 di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (6/2/2017).
Mardani mengatakan, kehadiran Anies-Sandi dalam setiap undangan debat merupakan salah satu strategi. Tim pemenangan Anies-Sandi melihat debat sebagai sebuah peluang. Selain itu, mereka menilai debat memiliki efek fundamental.
"Efek yang fundamentalnya, debat ini haknya publik. Jadi kalau ada undangan debat, kami menganggapnya ini sakral, ini penting," kata dia.
Menurut Mardani, masyarakat berhak mengetahui calon pemimpinnya. Melalui debat, baik yang diselenggarakan KPU DKI ataupun instansi lain, masyarakat bisa mengetahui profil, visi, misi, dan program yang ditawarkan setiap pasangan calon. Dengan mengikuti debat, elektabilitas Anies-Sandi juga terus meningkat.
"Kami sangat menghargai hasilnya. Alhamdulillah Mas Anies-Sandi mulai naik," ucap Mardani.
Pada debat kedua yang digelar pada 27 Januari 2017, calon wakil gubernur DKI nomor pemilihan satu, yaitu Sylviana Murni, ditegur moderator Tina Talisa karena melewati batas waktu yang ditentukan saat bertanya kepada Anies-Sandi.
Sebelum bertanya kepada Anies-Sandi, Sylvi terlebih dahulu menjelaskan hasil survei yang menyatakan bahwa 98 persen warga tidak dilibatkan dalam pembuatan produk hukum. Dia juga menjelaskan beberapa produk hukum tersebut.
Sebelum Sylvi selesai menyampaikan pertanyaannya, waktu telah habis. Sylvi kemudian mencoba menyampaikan pertanyaannya. Namun, Tina langsung menegur. Penonton yang hadir terdengar riuh.
Anies kemudian menanyakan apa pertanyaan yang hendak diajukan Sylvi. "Jadi pertanyaannya? Penjelasannya panjang, pertanyaannya enggak keluar, tetapi saya tahu maksudnya," kata Anies.
Anies lalu menjelaskan bahwa warga harus dilibatkan, baik dalam pembuatan produk hukum maupun pengambilan kebijakan. Sebabnya, warga merupakan pemilik Jakarta. Pemimpin harus berinteraksi dengan warganya.