Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Ada Pertanyaan yang Tak Selesai, Paslon Kami Sudah Berlatih"

Kompas.com - 06/02/2017, 21:46 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim pemenangan pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta nomor pemilihan tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yaitu Mardani Ali Sera, menyindir pasangan nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang tidak pernah menghadiri debat yang diselenggarakan selain oleh KPU DKI Jakarta.

Mardani mengatakan, Anies-Sandi selalu menghadiri undangan debat. Pelaksanaaan debat tidak resmi dari KPU DKI dinilai sebagai tempat berlatih atau pemanasan.

"Jadi ketika masuk debat yang officially dari KPU, tidak ada itu pertanyaan yang enggak selesai, kami nyaman aja karena sudah berlatih. Itu untungnya berlatih," kata Mardani saat acara rilis survei Pilkada DKI 2017 di Kantor Populi Center, Jalan Letjen S Parman, Jakarta Barat, Senin (6/2/2017).

Mardani mengatakan, kehadiran Anies-Sandi dalam setiap undangan debat merupakan salah satu strategi. Tim pemenangan Anies-Sandi melihat debat sebagai sebuah peluang. Selain itu, mereka menilai debat memiliki efek fundamental.

"Efek yang fundamentalnya, debat ini haknya publik. Jadi kalau ada undangan debat, kami menganggapnya ini sakral, ini penting," kata dia.

Menurut Mardani, masyarakat berhak mengetahui calon pemimpinnya. Melalui debat, baik yang diselenggarakan KPU DKI ataupun instansi lain, masyarakat bisa mengetahui profil, visi, misi, dan program yang ditawarkan setiap pasangan calon. Dengan mengikuti debat, elektabilitas Anies-Sandi juga terus meningkat.

"Kami sangat menghargai hasilnya. Alhamdulillah Mas Anies-Sandi mulai naik," ucap Mardani.

Pada debat kedua yang digelar pada 27 Januari 2017, calon wakil gubernur DKI nomor pemilihan satu, yaitu Sylviana Murni, ditegur moderator Tina Talisa karena melewati batas waktu yang ditentukan saat bertanya kepada Anies-Sandi.

Sebelum bertanya kepada Anies-Sandi, Sylvi terlebih dahulu menjelaskan hasil survei yang menyatakan bahwa 98 persen warga tidak dilibatkan dalam pembuatan produk hukum. Dia juga menjelaskan beberapa produk hukum tersebut.

Sebelum Sylvi selesai menyampaikan pertanyaannya, waktu telah habis. Sylvi kemudian mencoba menyampaikan pertanyaannya. Namun, Tina langsung menegur. Penonton yang hadir terdengar riuh.

Anies kemudian menanyakan apa pertanyaan yang hendak diajukan Sylvi. "Jadi pertanyaannya? Penjelasannya panjang, pertanyaannya enggak keluar, tetapi saya tahu maksudnya," kata Anies.

Anies lalu menjelaskan bahwa warga harus dilibatkan, baik dalam pembuatan produk hukum maupun pengambilan kebijakan. Sebabnya, warga merupakan pemilik Jakarta. Pemimpin harus berinteraksi dengan warganya.

Kompas TV Menilai Performa Paslon di Debat Kedua (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Polisi Periksa 4 Saksi Kasus Tewasnya Rojali, Korban Penganiayaan di Bogor

Megapolitan
Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Supaya Nyaman, Pekerja Harap Debu Tebal di Terminal Kontainer Pelabuhan Tanjung Priok Segera Dibersihkan

Megapolitan
Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Peremas Payudara Beraksi di Bojonggede, Korbannya Ibu yang Sedang Gandeng Anak

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Pria Tewas Tertabrak Kereta di Bogor Sempat Tulis Surat Wasiat untuk Keluarga

Megapolitan
Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Sebelum Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk, Galang Beli Pisau Lipat dan Bolak-balik Cek TKP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com