Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2017, 12:28 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan heran program DP rumah nol rupiah yang merupakan idenya bersama Sandiaga Uno banyak dikritik.

Dia membandingkan penggunaan lahan di DKI Jakarta yang peruntukannya dianggap tidak memihak kepada rakyat kecil, tetapi tak jadi pembicaraan khalayak.

"Tanah Pemprov saja bisa dipakai untuk mal, tanah negara dipakai mal, kenapa rakyat kecil mau pakai jadi ribut? Kenapa rakyat kecil mau pakai tanah negara jadi ramai? Mau dipakai buat mal, kita semua diam," kata Anies seusai silaturahim dengan warga di Jalan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2017) pagi.

Penjelasan Anies dilontarkan setelah Kompas.com menanyakan apakah tanah negara bisa dijadikan hak milik warga.

(Baca: Anies Belum Ungkapkan di Mana Tanah Negara yang Dijadikan Mal )

Dijelaskan Anies, gagasan program DP rumah nol rupiah adalah untuk memberikan rumah milik bagi warga Jakarta.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan sistem sewa di rumah susun sederhana yang dibangun di atas tanah milik Pemprov DKI.

Menurut Anies, selama ini, tanah negara yang digunakan untuk kepentingan sejumlah pihak tak menjadi isu publik.

Selain menyebut mal, Anies juga mengungkapkan ada tanah Pemprov DKI yang dipergunakan untuk membangun gedung-gedung.

"Tanah negara dipakai buat gedung-gedung besar, kita diam. Kenapa? Kita ini berpihak pada siapa sih, pada rakyat kecil atau pada yang besar-besar? Saya tegas, Bang Sandi tegas, kita mau berpihak pada rakyat kecil," tutur Anies.

(Baca: Anies: Program Rumah Tanpa DP Bukan Program Membangun Rumah)

Anies memastikan, tim hukumnya sudah mendapatkan legal opinion, yang berarti program ini secara hukum dan aturan dapat berjalan.

Jika ada kendala, Anies berjanji membuat peraturan yang mendukung jalannya program DP nol rupiah.

"Kalau mau reklamasi, dicari caranya supaya mudah, bahkan aturan pun diterabas. Untuk rakyat kecil, semuanya terikat aturan. Anda ini berpihak pada siapa sih? Silakan Anda menilai, siapa yang berpihak pada rakyat kecil," ujar dia.

Kompas TV Menjelang putaran kedua pilkada DKI Jakarta, partai politik pendukung Ahok-Djarot dan Anies-Sandi terus bergerilya mencari dukungan dari partai politik yang sebelumnya mengusung Agus-Sylvi. Bahkan, kini muncul keinginan menghidupkan kembali koalisi kekeluargaan yang pernah muncul sebelum pilkada untuk melawan Ahok. Ke manakah PKB, PAN, dan PPP mengalihkan dukungannya? Kompas Malam akan membahasnya dengan Wakil Sekjen DPP PKB Daniel Johan, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno, dan Wakil Sekjen DPP PPP Ahmad Baidowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Sejoli Jual Uang Palsu Rp 100 Juta, Terciduk Saat COD

Megapolitan
Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Belum Jaring Kandidat Cagub DKI, Gerindra: Sosok yang Kuat Banyak

Megapolitan
Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Macet Parah di Jalan Gatot Subroto Imbas Penutupan Jalan karena Demo di DPR/MPR

Megapolitan
Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Hari ke-8 Ramadhan, Harga Pangan di Pasar Tomang Barat Masih Tinggi

Megapolitan
Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Amy BMJ Selesai Diperiksa Berkait Kasus Dugaan Perzinaan Suaminya dengan Pedangdut TE

Megapolitan
Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Viral Video Remaja di Jaksel Curi Sepatu dan Helm Saat Sahur

Megapolitan
Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, 'Ngaku' Belajar Otodidak

Sejoli di Cikarang Produksi dan Jual Uang Palsu, "Ngaku" Belajar Otodidak

Megapolitan
Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Sepasang Kekasih di Cikarang Produksi Uang Palsu, Dijual lewat Facebook

Megapolitan
Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Demo di DPR Ricuh, Massa Lempar Botol dan Tarik Paksa Pagar

Megapolitan
Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Pedagang Ikan yang Hilang Terseret Arus Sungai Citarum Masih dalam Pencarian Tim SAR

Megapolitan
Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Ingin Kepulauan Seribu jadi Food Estate, Heru Budi: Bahan Pokok Semakin Berkurang di Dunia

Megapolitan
Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Kemarin Soenarko Pimpin Demo Lengserkan Jokowi, Hari Ini Adian Ajak Pedemo Audiensi

Megapolitan
Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Sebelum Beraksi, Pencuri Brankas di Ciracas Belanja di Warung Pak RT

Megapolitan
Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Pedemo di DPR Bakar Ogoh-ogoh Bergambar Jokowi dan Nyalakan 'Flare'

Megapolitan
Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Gerindra Bakal Evaluasi Hasil Perolehan Kursi di DPRD DKI Setelah Pengumuman Hasil Pilpres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com