JAKARTA, KOMPAS.com - Sri Rajati, guru SDN 17 di Jakarta Timur mengadukan nasib bangunan sekolahnya yang masih belum direnovasi kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Pada Senin (27/2/2017) sore, Djarot sedang melihat penyelesaian pembangunan sekolah SDN 20 Utan Kayu Selatan di Utan Kayu, Jakarta Timur. Sekitar 20 menit Djarot berkeliling ditemani sejumlah SKPD DKI bersama guru sekolah tersebut.
Usai melakukan peninjauan, tiba-tiba Sri bersama dua orang guru lainnya menghampiri Djarot sambil meminta kejelasan terkait sekolahnya yang masih belum direhab.
Akibat hal itu, seluruh proses belajar mengajar SDN 17 terganggu dan harus dipindahkan ke SDN 16 yang berdekatan dengan SDN 20 pagi yang dikunjungi Djarot.
"Pak itu sekolah saya masih belum dibangun-bangun Pak, kami harus pindah. Gimana itu Pak?" tanya Sri kepada Djarot.
Djarot yang kaget karena tiba-tiba ditanyai Sri langsung meminta penjelasan kepada Sri. Setelah beberapa menit mendengarkan keluhan Sri, Djarot mengatakan bahwa SDN 17 akan dibangun. Namun, menunggu lelang proyek.
Sri lantas menjawab bahwa tidak akan ada yang melakukan lelang karena bangunan itu telah rubuh.
"Siapa yang mau lelang, Pak? Toh itu bangunan sudah rubuh begitu," kata Sri.
Sambil menahan tawa, Djarot menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan lelang adalah proses pembangunan, bukan gedungnya yang dilelang.
"Lelang bangunnya, bangunnya dilelang," ujar Djarot menahan tawa.
Sri yang mengetahui kesalahannya hanya bisa tertawa. Sri kemudian kembali meminta Djarot agar segera melakukan lelang proyek pembangunan SDN 17. Djarot yang hendak menjawab pertanyaan Sri tampak tak bisa berbicara banyak karena Sri tak henti-hentinya berbicara.
Djarot lalu menawarkan agar siswa dari SDN 17 pindah ke SDN 20 Pagi karena masih banyak ruang kelas yang kosong.
Akan tetapi Sri menolak tawaran itu karena merasa SDN 20 Pagi terlalu jauh. Meski masih harus menunggu bangunan SDN 17 selesai dibangun, Sri tetap mengucapkan terimakasih kepada Djarot.
Sambil bercanda, Sri mengatakan bahwa dia sempat kesal terhadap Djarot. Kekesalannya itu dilampiaskan saat mencoblos pada Pilkada DKI 15 Februari lalu.
"Kemarin saya sampai kesel banget sama bapak, makanya saya 'tusuk' Bapak," ujar Sri sambil mempraktekkan wajah geregetan. Djarot yang mendengar hal itu tertawa terbahak-bahak.