Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Bogor Terjadi di Kawasan Rentan

Kompas.com - 01/03/2017, 20:58 WIB

BOGOR, KOMPAS — Banjir bandang di RT 003 RW 004 Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (27/2) sore, mengagetkan warga. Sebenarnya, kelurahan itu telah dipetakan sebagai daerah rawan banjir dan longsor. Alih fungsi lahan adalah salah satu masalahnya.

"Sukaresmi termasuk rawan bencana banjir, bukan rawan banjir bandang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Ganjar Gunawan, Selasa (28/2/2017). Status itu sesuai kajian rencana induk peta risiko bencana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) tahun 2015 dan BPBD tahun 2016.

Banjir bandang di Sukaresmi, Senin, menewaskan ibu muda dan anak balitanya. Rumah mereka diterjang aliran banjir bandang.

Camat Kecamatan Tanah Sareal Asep Kertiwa mengatakan, Kelurahan Sukaresmi berbeban ganda karena rawan banjir sekaligus longsor. Kelurahan lain yang rawan banjir yaitu Kayumanis, Kedung Badak, dan Cibadak. Adapun yang rawan longsor adalah Kedung Waringin dan Kebon Pedes. Kelurahan lainnya masuk kategori relatif aman.

Seperti diberitakan kemarin, banjir bandang menjebol tembok pagar di sisi selatan lalu tembok pagar sisi utara SMAN 2 Kota Bogor. Selanjutnya, air bercampur material menghantam rumah tiga keluarga yang berada sekitar 1 meter di bawah sekolah itu. Dua warga yang tewas adalah Anita Fauziah Fitria (25) dan Dzih Mahendra Dzikra (4).

Mahwan Suherman (37), warga yang rumahnya rusak tersapu banjir, mengatakan, kali terdekat dengan area SMA adalah Kali Palayangan. Seiring pembangunan masif di area itu, lebar kali menyempit. Salah satu yang berkontribusi menyempitkan kali adalah puing-puing bangunan.

Lebih dari 20 tahun tinggal di sana, banjir bandang Senin lalu yang pertama bagi Mahwan. Itu diamini warga lain.

"Sebelum ada tembok sekolah, air memang mengalir deras melalui selokan jika hujan, tetapi tak sampai banjir seperti kemarin," ujarnya.

Kondisi lingkungan

Secara geografis, lokasi SMAN 2 Kota Bogor dan permukiman di RT 003 RW 004 berada di bagian rendah. Dari gapura perumahan Budi Agung, menurun menuju lokasi kejadian banjir bandang. Selasa, dinding rumah yang didiami almarhumah Anita beserta suami dan dua anaknya terlihat hancur meski rumah masih berdiri.

Menurut Asep, terjadi perubahan lingkungan di area sekitar lokasi banjir bandang. Kali Palayangan, misalnya, yang konon selebar 2 meter kini hanya 1,5 meter. Penyempitan kali, antara lain, karena faktor alami, seperti tumbuhnya gulma, dan faktor manusia berupa pendirian bangunan di sempadan.

Tumbuhan liar akan dibersihkan dan pemilik bangunan liar di sempadan sudah diperintahkan membongkar rumah. Salah satu pemilik menyatakan sanggup membongkar. "Jika sampai besok (Rabu, 1/3) tidak dibongkar, kami bongkar paksa," kata Asep.

Ganjar menilai curah hujan tinggi mengakibatkan drainase tak mampu menampung debit air mengalir. Kajian cermat Dinas Pekerjaan Umum dibutuhkan.

Menurut Kepala SMAN 2 Kota Bogor Surya Setiamuliana, aliran air antara lain dari area perumahan Budi Agung, Rumah Sakit Islam Bogor, Universitas Ibn Khaldun, dan bertumpuk ke arah sekolah. Perbaikan drainase diperlukan.

Di SMAN 2 Kota Bogor, banjir bandang merobohkan tembok pagar sekitar 300 meter dan terangkatnya paving block seluas 90 meter persegi. Empat sepeda motor siswa rusak berat, tiga rusak sedang, dan 30 rusak ringan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com