Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Minggu Beroperasi, "Hacker" dan Sindikat Penipuan Ini Dapat Rp 1,3 Triliun

Kompas.com - 11/03/2017, 10:26 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan transnasional asal Taiwan tercatat sudah berkali-kali dibongkar oleh kepolisian Indonesia dengan kepolisian Taiwan sejak 2011. Namun hingga 2017, modus kejahatan ini masih laris menarik warga Taiwan dan China ke Jakarta mempertaruhkan nasib mereka.

Apa yang membuat bisnis hitam ini begitu diminati?

"Yang baru kami tangkap ini baru tiga minggu di Indonesia, dari dua minggu beroperasi saja sudah bisa dapat Rp 1,3 triliun," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aries Supriyono kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2017).

Sebanyak 63 warga negara Taiwan dan China ditangkap di enam tempat berbeda. Mereka merantau dari Taiwan untuk menjalani pekerjaan dengan upah sekitar 5000 yuan atau setara dengan Rp 10 juta per bulan.

Jika berhasil menjerat seorang pejabat Taiwan, mereka akan mendapat komisi lagi dari hasil penipuan itu.

"Enggak ada human trafficking. Mereka semua tahu kok, malah senang di sini dengan uang segitu banyak, kalau Rp 1 miliar komisinya 5 persen saja sudah berapa?" ujar Aries.

Sebagian dari pelaku direkrut karena merupakan peretas lihai di Taiwan. Sebagian lagi menjadi penelepon yang meyakinkan para pejabat incarannya. Kata Aries, banyak pejabat di Taiwan yang masih tertipu dengan ancaman para pelaku.

"Hacker ini meretas sistem perbankan, membaca rekening para pejabat atau orang bermasalah, kemudian ditelusuri informasinya, ditelepon diancam untuk menyerahkan sejumlah untuk beresin masalahnya," kata Aries.

Indonesia menjadi rumah bagi kejahatan transnasional sindikat penipuan ini karena wilayahnya yang luas. Mereka menganggap negara kepulauan dengan 255 juta penduduk ini minim pengawasan. Masuk ke Indonesia pun tak sulit, hanya bermodalkan paspor.

"Yang penting, kepolisian Taiwan selalu memburu modus kejahatan ini, kami joint investigation dan selalu dapat informasi dari mereka. Maka itu cepat dilacak dan tertangkapnya," ujar Aries.

Mereka saat ini diserahkan ke Kepolisian Taiwan dan akan ditahan di Kantor Imigrasi Pusat. Adapun seorang warga negara Indonesia yang tertangkap, kata Aries hanya berperan sebagai sopir.

Kompas TV Hacker Berhasil Curi Uang Bank Central Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com