Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok-Djarot dan Anies-Sandi Berebut Kelas Menengah ke Bawah

Kompas.com - 12/03/2017, 20:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Pilkada DKI Jakarta putaran kedua diprediksikan berjalan imbang, dengan estimasi gap antara pemenang dan pecundang tidak lebih dari tiga persen.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya atau yang akrab disapa Toto, dalam Underwriting Network 2017, yang digelar akhir pekan ini di Denpasar, Bali.

Yang menarik, kata Toto, dalam memenangkan jumlah suara, kedua kandidat yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandi diperkirakan akan sama-sama fokus menggarap kelas ekonomi dan pendidikan menengah ke bawah.

"Pertarungan akan berebut di kelas bawah," kata Toto.

Hal tersebut dapat dilihat dari rekam jajak pendapat yang beberapa kali dilakukan sejumlah lembaga survei dan social media monitoring. Dalam bermedia sosial, pilihan politik kelas menengah dan menengah ke atas sudah sulit diubah.

Ini berlaku baik bagi pendukung atau pemilih pasangan calon (paslon) No 2 maupun No 3. Bagi kelas ini, Toto melihat informasi hoax, hampir tidak memiliki efek sama sekali terhadap pilihan politik.

"Ketika bermain sosial media, mereka hanya menjustifikasi apa yang menjadi pilihan mereka. Efek hoax hampir tidak ada, karena masing-masing masturbasi intelektual," ucap Toto.

Toto menjelaskan, pada putaran pertama kemarin hasil exit poll Charta Politika menunjukkan pemilih paslon No 2 adalah orang-orang yang berpendidikan akademi dan ke atas. Sedangkan mayoritas pemilih paslon No 3 adalah berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di bawahnya.

"Ini linear dengan data kalau pendapatan Rp 4 juta ke atas memilih Ahok-Djarot, pendapatan Rp 4 juta ke bawah pilihannya Anies-Sandi," ucap Toto.

Menurut Toto, demografi pemilih dengan pola seperti itu sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, hal serupa juga terjadi antara Partai Demokrat dan Partai Republik.

Hanya saja, sambung Toto, yang mengerikan di Indonesia adalah apabila data demografi pemilih itu bersanding dengan isu agama.

"Kalau isu agama dikembangkan, seakan-akan menjustifikasi, 'kandidat itu cuma bela orang kaya, miliknya orang kaya, bukan orang miskin'," kata Toto.

Toto mengatakan, dari informasi yang dia peroleh, saat ini tim sukses paslon No 2 tengah menggarap kelas menengah ke bawah, pasar pemilih yang tidak mereka kuasai di putaran pertama. Sedangkan paslon No 3 yang sudah menang di market ini, akan berusaha menjaga pangsa pasarnya.

Yang mengkhawatirkan dari strategi ini, imbuh Toto, adalah instrumen-instrumen yang mungkin akan digunakan untuk menjaring pasar menengah dan ke bawah.

"Pertarungannya bukan lagi adu hoax lewat jempol, tetapi adu isu macam-macam, lewat instrumen apapun termasuk teror dan uang, kalau itu yang digarap pasar bawah," kata Toto.

"Saya berharap itu tidak terjadi. Tetapi, biasanya polanya seperti itu," ucap Toto.

Kompas TV Sehari jelang batas akhir pendaftaran pemilih pilkada DKI Jakarta tahap kedua, sejumlah upaya dilakukan KPU di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com