Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Alasan Ahok Gunakan Waktu Cuti Kampanye untuk Jenguk Orang Sakit?

Kompas.com - 24/03/2017, 09:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memiliki cara berkampanye yang berbeda dibanding calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI lainnya.

Sudah tiga pekan berlangsungnya masa kampanye, Ahok kerap menggunakan waktu cutinya untuk menjenguk warga yang sakit, mulai dari warga yang sakit di rumah hingga menjenguk artis Julia Perez yang menderita kanker serviks.

Saat menjenguk warga yang sakit, Ahok jarang mengajak awak media. Ahok beralasan tak ingin mengganggu warga yang tengah sakit melihat keramaian wartawan dan relawan.

(Baca juga: Ahok Bantah "Kartu Jakarta Lansia" dan "Pasukan Merah" Program Dadakan)

Baru pada Kamis (23/3/2017) kemarin, kegiatan Ahok menjenguk warga yang terbaring sakit di kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara diketahui awak media.

Lantas, apa alasan Ahok akan menggunakan waktunya cuti kampanye untuk menjenguk orang sakit? Sampai kapan ia akan menjenguk orang sakit saat masa kampanye?

"Tergantung. Karena kami lagi cek program 'Ketuk Pintu Layani dengan Hati' itu efektif atau tidak berjalannya, saya mau tahu," kata Ahok, di Jalan Proklamasi Nomor 53, Menteng, Jakarta Pusat.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku tak memikirkan hal apa yang akan didapatkannya melalui kegiatannya tersebut.

Ia hanya ingin memastikan apakah laporan yang ia terima dari Dinas Kesehatan sama dengan kondisi di lapangan.

Saat ini, kata dia, Pemprov DKI Jakarta baru menguji coba program "Ketok Pintu Layani dengan Hati" di rumah-rumah warga.

Sebelumnya, program tersebut dijalankan di rumah susun. Adapun program "Ketok Pintu Layani dengan Hati" dicanangkan Ahok medio Mei 2015 lalu.

Gerakan "Ketok Pintu Layani dengan Hati" ini merupakan upaya preventif yang dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan, kader jumantik (juru pemantau jentik) bersama kader PKK dengan mengetuk pintu rumah warga dan mengetahui permasalahan mereka, terutama kesehatan.

"Tahun ini kan baru mulai kami jalankan sebetulnya. Saya mau tahu, sehingga kalau saya balik aktif (jadi gubernur) sudah bisa langsung kami evaluasi," kata Ahok.

(Baca juga: Ahok Tawarkan Kursi Roda hingga Umrah Saat Kunjungi Warga yang Sakit)

Setelah menjenguk warga sakit di beberapa lokasi, Ahok menyebut dokter puskesmas sudah bekerja dengan baik. Banyak dokter yang mendatangi rumah warga yang terbaring sakit.

Dia mengatakan, harus ada kerja sama yang baik antara PKK dan pengurus RT untuk memberi informasi mengenai warganya yang sakit kepada puskesmas setempat.

Kompas TV Ahok: Yang Dilaporkan Warga ke Panwaslu Baru Dugaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com