Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Diapresiasi karena Tempatkan Masyarakat di Kursi untuk Pejabat

Kompas.com - 13/04/2017, 08:30 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Warga dari berbagai komunitas masyarakat yang diundang KPU DKI Jakarta untuk mengajukan pertanyaan secara langsung dalam debat cagub-cawagub DKI Jakarta merasa senang.

Mereka mengapresiasi KPU DKI Jakarta yang memberikan tempat duduk di barisan terdepan untuk komunitas masyarakat.

"Enggak pernah ada kejadian ini di depan sini. Jatah pejabat duduk, ini rakyat yang duduk di depan," ujar Sarjana Pasaribu dari komunitas transportasi seusai acara debat di Hotel Bidakara, Rabu (12/4/2017) malam.

(baca: Panelis Debat Nilai Cagub-Cawagub DKI Main Aman)

Sarjana mengaku puas dengan format debat putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 ini. Menurut dia, langkah menempatkan masyarakat di kursi bagian terdepan kursi penonton adalah hal yang tepat.

Sebab, masyarakat yang mengetahui dan mengerti persoalan-persoalan yang mereka hadapi dan bertanya langsung mengenai program yang dijanjikan tiap pasangan calon.

Warga lainnya, Fahrudin (47), yang berasal dari komunitas penghuni Rusun Jatinegara Barat, juga mengaku senang diberi kesempatan menghadiri debat dan bertanya langsung kepada pasangan calon.

Dia berharap kedua pasangan calon mengerti persoalan yang selama ini mereka hadapi.

"Dia tahu keluhan kami yang sebenarnya. Itu persoalan bersama, sangat jelas. Kami minta ke paslon dua, paslon tiga, ke depannya seperti apa," ucap Fahrudin.

Jawaban yang disampaikan kedua pasangan calon dinilai memuaskan. Namun, Fahrudin tidak memercayai begitu saja janji dan pernyataan yang mereka ajukan.

"Kalau jawaban sih memuaskan, cuma kan kami perlu bukti, jadi jangan sekadar bicara," ucap dia.

Sementara itu, Mahmud Fasa (51), dari komunitas disabilitas mengaku tidak puas dengan jawaban kedua pasangan calon di dalam debat. Sebab, semua hal yang disampaikan pasangan cagub-cawagub tidak banyak membahas dan merinci kebijakan pro-penyandang disabilitas.

"Tidak banyak terkait dengan isu disabilitas, padahal isu disabilitas sangat kompleks. Jadi ya kami menanti langkah-langkah berikutnya," ujar Mahmud.

(baca: KPU DKI Puas dengan Pertanyaan Komunitas Masyarakat dalam Debat)

Sementara itu, ahli tata kota dan wilayah, Yayat Supriyatna, mengatakan tim panelis ingin menghadirkan komunitas masyarakat yang langsung merasakan kesulitan hidup.

Sebagai salah satu panelis, Yayat juga turut menyeleksi komunitas-komunitas yang akan diundang agar mereka tetap netral.

"Kami lihat, oh ini orang yang sebenarnya menderita, tapi untuk mencurahkan ke mana. Kami menempatkan dia di depan lebih hebat dari pejabat. Pejabat di belakang. Justru yang ingin kami dengarkan suara mereka supaya didengar," kata Yayat.

KPU DKI Jakarta menghadirkan empat komunitas yang telah bertanya langsung kepada kedua pasangan calon. Keempat komunitas itu berasal dari komunitas UMKM, komunitas transportasi, komunitas permukiman dan rumah susun, serta komunitas nelayan. Ada pula komunitas pendidikan dan disabilitas yang turut hadir dalam debat.

Kompas TV Pada akhir debat, kedua calon gubernur DKI Jakarta menyampaikan permintaan maaf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com