JAKARTA, KOMPAS.com - Problem intoleransi terhadap keberagaman di Indonesia menjadi salah satu hal paling disorot oleh pembaca Kompas.com sepanjang Selasa (2/5/2017) kemarin.
Berita lain yang menarik pembaca kemarin antara lain tentang persoalan parkir meter seperti dikemukakan oleh Sandiaga Uno. Ada pula soal Fadli Zon yang melaporkan netizen yang dianggapnya mengancam keselamatannya.
Berikut ini lima berita terpopuler Kompas.com 2 Mei 2017.
1. Temuan Kemendikbud soal intoleransi di Sekolah
Intoleransi sejatinya bukan hal baru di Indonesia. Ironisnya, hal ini terjadi di dalam dunia pendidikan, bidang yang seharusnya memupuk rasa cinta akan keberagaman.
Penelitian Kemendikbud menunjukkan bahwa ada siswa yang menolak Ketua OSIS yang berbeda agama dengannya.
Dalam sebuah diskusi peringatan Hari Pendidikan Nasional oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jakarta, kemarin, Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo Henny mengungkapkan bahwa politik praktis tidak secara langsung mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Namun, lanjut Henny, hal itu berdampak terhadap kemerdekaan berpikir anak-anak.
Baca hasil penelitian Kemendikbud ini pada artikel "Pilkada DKI Dikhawatirkan Timbulkan Intoleransi di Lingkungan Sekolah".
2. Sandiaga dan problem parkir meter
Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno menilai sistem parkir meter tidak cocok diterapkan di Jakarta. Ia menganggap sistem parkir meter hanya cocok diterapkan di negara yang karakter masyarakatnya individualis. Hal yang disebut Sandi berbeda dari karakter masyarakat Indonesia.
"Kalau kita lihat di sini parkir kita dibantuin, mau belanja ada yang bantuin. Karena memang banyak lapangan pekerjaan yang dibutuhkan," kata Sandi.
Karena itu, ia menawarkan solusi baru berupa aplikasi "Jukir" yang dianggapnya lebih tepat ketimbang sistem parkir meter.
Baca juga:
- Sandiaga: Parkir Meter Bukan Budaya Kita
- Djarot Minta Sandiaga Belajar Pengelolaan Sistem Parkir
3. Pengancam Fadli Zon minta maaf
Pemilik akun Twitter @NathanSuwanto dilaporkan karena posting yang dianggap mengancam jiwa Wakil Ketua DPR, Fadli Zon.
Pengacara Wakil Ketua DPR Fadli Zon dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Ali Lubis mengatakan bahwa pemilik akun tersebut telah meminta maaf secara terbuka atas kicauan yang bernada mengancam terhadap kliennya.
Namun, proses hukum terhadap Nathan akan tetap berlangsung. Ali berharap laporannya diproses oleh polisi. Menurut dia, kasus ini tidak bisa dituntaskan dengan mediasi untuk berdamai.
Baca juga:
- Pengancam Meminta Maaf, Pihak Fadli Zon Tetap Ingin Proses Hukum
- Soal Ancaman Pembunuhan, Pengacara Fadli Zon Siapkan Saksi dan Bukti
- Diancam Dibunuh, Fadli Zon Laporkan Pemilik Akun Twitter @NathanSuwanto