Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Tindak Intoleransi, Ini Respons Polda Metro Jaya

Kompas.com - 03/05/2017, 21:47 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Puluhan karangan bunga ditata di Markas Polda Metro Jaya, Rabu (3/5/2017). Sejumlah karangan bunga itu memuat pesan dukungan kepada Polri dan TNI untuk melawan gerakan intoleransi di Indonesia.

Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro, Jaya Kombes Argo Yuwono menilai tulisan yang tertera pada karangan bunga itu merupakan aspirasi masyarakat.

"Tentunya untuk kegiatan yang melanggar norma hukum itu tugas polisi, yang penting ada regulasi dan aturan yang jelas. Kalau melanggar tentu kami lakukan penegakan hukum," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/5/2017).

(baca: Saat Mapolda Metro Jaya "Ikut" Dipenuhi Karangan Bunga)

Argo membantah jika karangan bunga tersebut merupakan rekayasa. Dia mengaku tak tahu siapa orang yang mengirim karangan bunga tersebut.

"Kami tak tahu. Tahu-tahu ada karangan bunga sendiri. Kami kaget juga pagi tadi ada," ucap Argo.

Menurut Argo karangan bunga tersebut merupakan salah satu bentuk demokrasi di mana masyarakat bebas menyampaikan aspirasi.

"Aspirasi masyarakat yang menyampaikan dengan karangan bunga untuk memberikan apresiasi atau motivasi kepada polisi dan aparat lainnya dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas di Jakarta," kata Argo.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, terdapat 23 karangan bunga berjajar di Mapolda Metro Jaya. Tulisan karangan bunga tersebut sebagian besar berupa dukungan kepada Presiden, Polri, dan TNI serta ucapan terima kasih.

Namun, mayoritas nama pengirimnya anonymous.

Kompas TV Karangan Bunga Banjiri Mabes Polri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com