JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Rachmat Basuki menyarankan pasar murah tidak hanya digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di halaman kantor kelurahan.
"Kalau bisa juga penempatannya enggak selalu di kelurahan, kalau bisa ke tempat yang banyak warga miskinnya," ujar Rachmat, saat ditemui di Kelurahan Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2017).
Sebab, lanjut Rachmat, kebanyakan warga datang ke kantor kelurahan hanya saat memiliki keperluan mengurus surat atau administrasi lainnya.
Karena itu, Rachmat menyarankan pasar murah digelar di tengah permukiman agar lebih menarik perhatian warga.
"Kalau didekatkan ke masyarakat otomatis mereka akan lebih tertarik. Jadi event ini jangan hanya (memenuhi) kewajiban, tapi mencapai tujuan awalnya apa," kata dia.
(baca: Pasar Murah di Kelurahan Pejaten Barat Sepi Pengunjung)
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Humas Food Station Tjipinang, Sugito mengatakan siap dengan lokasi pasar murah seperti yang ditentukan pihak kelurahan. Dia menyatakan, pihaknya hanya menyediakan barang yang akan dijual di pasar murah, sedangkan lokasi pasar murah ditentukan oleh kelurahan.
"Prinsipnya kita (pasar murah) siap ditunjukkan ke mana tempatnya yang terbaik, mereka kan yang punya lokasi (kelurahan). Mereka yang punya wilayah yang tahu lokasinya di mana. Kami ikut saja," ujar Sugito, saat dihubungi Kompas.com melalui telepon.
Pasar murah digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengantisipasi lonjakan harga bahan pangan menjelang Ramadan, Senin (15/5/2017).
Pasar murah tersebut digelar di tiga titik, yaitu di Kelurahan Cipete Utara, Pejaten Barat, dan Cijantung. Bahan pangan yang dijual di pasar murah di antaranya gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, dan beras.