Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Penertiban Kolong Tol Kalijodo dan Perlawanan Warga

Kompas.com - 06/06/2017, 07:19 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Para anggota Satpol PP sudah berupaya mendatangi kolong Tol Pluit di seberang RPTRA Kalijodo yang kembali dipadati bangunan liar. Namun, warga yang menetap di sana memberikan perlawanan.

Wakil Kepala Satpol PP DKI Jakarta Hidayatullah menceritakan perlawanan-perlawanan warga saat Satpol PP mendatangi lokasi tersebut pada pekan lalu. Hidayatullah menuturkan, ada sebuah mobil CR-V yang diduga milik warga kolong Tol Pluit, dan mencoba menabraknya saat itu.

"Mereka di situ pakai mobil. Masak orang susah punya mobil CR-V, mau nubruk saya," ujar Hidayatullah, kepada Kompas.com, Senin (5/6/2017).

Hidayatullah menduga ada oknum yang memanfaatkan kolong tol tersebut. Dia menduga, mereka yang berada di kolong tol bukan orang susah, melainkan bandar-bandar yang memiliki kepentingan.

Tidak hanya itu, Hidayatullah bercerita ada warga yang membawa senjata tajam untuk mengintimidasi mereka. Padahal, saat itu dia telah mengerahkan 200 personel Satpol PP untuk melakukan penertiban.

Namun Hidayatullah memutuskan menarik mundur anggotanya karena khawatir terjadi situasi yang tidak diinginkan jika terus melakukan penertiban.

"Kemarin saya sudah coba bawa 200 orang. Saya dihadang mereka. Dari pada saya terusin bisa saja jadi rugi pihak saya dan masyarakat. Mereka bawa senjata tajam, golok," kata Hidayatullah.

(baca: Bangunan Liar dan Warung Remang-Remang Kembali Padati Kolong Tol Pluit)

KOMPAS.com/Akhdi Martin Suasana bangunan liar di Kolong Tol Pluit, atau di seberang RPTRA Kalijodo, Jakarta. Gambar difoto pada Mei 2017.

Tetap dibongkar

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tetap memerintahkan pembongkaran bangunan liar di kolong Tol Pluit seberang RPTRA Kalijodo meski ada perlawanan warga.

"Mereka kan pasti kasih perlawanan, enggak apa-apa, tetap kami koordinasi sama kepolisian ya. Karena imbauan terus menerus itu sudah dan itu enggak patuh, enggak benar," ujar Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.

(baca: Warga Bawa Golok, Satpol PP Pun Mundur dari Kolong Tol Kalijodo)

Djarot tidak ingin bangunan liar di kawasan itu dibiarkan terlalu lama karena khawatir praktik prostitusi kembali menjamur di kawasan itu.

"Kalau dibiarkan, itu akan permanen dan digunakan untuk, dalam tanda kutip ya, prostitusi lagi," ujar Djarot.

Djarot mengatakan bangunan liar itu rencananya akan kembali ditertibkan pada pekan depan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com