Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mochtar Mohamad: Saya Maju Lagi di Kota Bekasi demi Jaga Partai

Kompas.com - 08/06/2017, 14:37 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com – Mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad atau yang akrab disapa M2, mengatakan dirinya sesungguhnya tidak mau lagi maju pada Pilkada Kota Bekasi 2018. Namun demi partainya, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), dan atas desakan sejumlah pihak ia memutuskan untuk maju lagi.

“Sebetulnya sih saya nggak mau maju, cuma ya tokoh-tokoh pada datang ke rumah, dari partai-partai, dan ormas-ormas untuk mendorong saya mau mencalonkan diri di Pilkada (Kota Bekasi),” kata Mochtar kepada Kompas.com saat diwawancarai di kediamannya di Perumahan Jaka Permai Bekasi, Rabu malam.

Mochtar telah mendeklarasikan diri untuk maju lagi pada Pilkada Kota Bekasi 2018. Pada 1 Juni 2017,  Mochtar telah mengambil formulir pendaftaran di Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Bekasi. Ia kemudian mengembalikan formulir tersebut pada Selasa lalu.

Mochtar mengatakan, alasan terkuat dirinya mau mencalonkan diri adalah untuk menjaga partai. Soalnya, kata dia, kader PDI-P di Kota Bekasi belum ada yang kuat bertarung pada pilkada mendatang selain dirinya.

“Kader PDI Perjuangan nggak ada yang kuat di Bekasi. Saya juga ini mau menjaga partai, jangan sampai ditinggalin orang,” kata Mochtar.

“Kalau ada orang PDI-P yang kuat di Bekasi, saya nggak usah maju. Saya lebih baik bisnis saja,” kata Mochtar.

Ia mengatakan, sampai saat ini belum ada keputusan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI- P terkait pencalonannya itu. DPP PDI-P akan membuat keputusan setelah melakukan survei pada Juli mendatang.

Mochtar juga mengatakan bahwa dirinya memiliki komunikasi dengan partai-partai lain. Bahkan, katanya, beberapa hari kebelakang ini ada sejumlah partai yang datang ke rumahnya untuk membahas kepentingan Pilkada Kota Bekasi 2018.

Mochtar Mohammad pernah menjadi Wakil Wali Kota Bekasi tahun 2003-2008. Setelah itu ia menjadi Wali Kota di tempat yang sama. Namun ia kemudian tersandung kasus korupsi. Pada tahun 2012, ia dihukum 6 tahun penjara atas sejumlah kasus korupsi itu. Setelah mendapat remisi, ia bebas dari bui pada Juni 2015.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com