TANGERANG, KOMPAS.com - Salah satu saksi mata penembakan terhadap Italia Chandra Kirana Putri (22), Stefanus (25), menceritakan dirinya sempat melihat peristiwa tersebut dari jendela dalam rumahnya pada Senin (12/6/2017) siang.
Meski hanya melihat sekilas, Stefanus menilai Kirana punya keberanian menghampiri dua pelaku dan menyerangnya untuk mempertahankan sepeda motor yang hampir saja dicuri.
"Cuma dia yang berani, rampoknya dipukul pakai sapu lidi, padahal itu (pelaku curanmor) sudah pada mau kabur," kata Stefanus kepada Kompas.com, Senin malam.
Baca: Kronologi Penembakan Perempuan Korban Curanmor di Tangerang
Awalnya, Stefanus mendengar teriakan di luar rumahnya. Dia baru menyadari ada rampok ketika kedua pelaku sudah lari keluar dari rumah korban dan bersiap untuk kabur. Pelaku pun dikejar oleh korban hingga ke luar rumah.
Di sana, Kirana memukulkan sapu lidi ke arah pelaku yang kemudian dibalas dengan tembakan ke arah dada sebelah kiri Kirana.
Setelah Kirana ditembak dan tergeletak di tanah, tetangga sekitar langsung keluar dan membawa Kirana ke rumah sakit.
Baca: Polisi Amankan Helm Pelaku Curanmor yang Tembak Gadis di Tangerang
Namun, setibanya di rumah sakit, nyawanya sudah tak terselamatkan. Kirana merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.
Saat ini, dia masih menjalani pendidikan sebagai mahasiswa fakultas kedokteran di salah satu universitas dan tinggal di rumah bersama orangtuanya.
Polisi masih menyelidiki kasus ini dengan menghimpun keterangan dari saksi dan alat bukti di lokasi. Kedua pelaku juga masih dalam pengejaran pihak kepolisian.