Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Teror dan Momentum Tingkatkan Kewaspadaan

Kompas.com - 06/07/2017, 08:09 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Peristiwa pemasangan bendera yang diduga ISIS dan surat kaleng di Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, beberapa hari lalu merupakan teror serius. Dalam surat itu, pelaku mengancam akan membuat Jakarta menjadi kota konflik.

Sebelum peristiwa itu, personel polisi juga menjadi sasaran teror di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan.

Personel polisi yang baru selesai menunaikan shalat Isya di masjid tersebut ditusuk dari belakang oleh pria bernama Mulyadi.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, teror-teror itu harus meningkatkan kewaspadaan warga dan kepolisian.

"Itu sebenarnya tantangan, kita harus sama-sama waspada. Kita ciptakan betul Jakarta yang aman, damai, plural tapi diikat oleh ideologi Pancasila," ujar Djarot, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (5/7/2017).

Djarot menilai ancaman dan teror tersebut justru harus menguatkan persatuan di Jakarta. Dia menegaskan bahwa Jakarta tidak akan bisa dibuat menjadi seperti Marawi, Filipina.

"Jadi kelompok-kelompok ISIS seperti itu, itu tantangan kita, itu bukan teror kalau menurut saya. Makanya jangan takut, kita tidak boleh takut," ujar Djarot.

Jika ada hal mencurigakan, kata Djarot, maka warga diminta segera melapor kepada aparat.

"Saya yakin kok kita bisa menghadapi seperti itu dengan sangat baik," ujar Djarot.

(baca: Djarot: Jakarta Berbeda dengan Marawi )

Respons polisi

Wakil Kepala Polda Metro Jaya Brigjen Suntana juga meminta anggota kepolisian tidak takut dengan teror pemasangan bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama.

Suntana mengatakan imbauan serupa sudah disampaikan oleh Kapolri dan Kapolda Metro Jaya.

"Pak Kapolri dan Pak Kapolda sudah mengingatkan kepada anggota untuk tidak perlu takut dengan ancaman teror. Begitu pun dengan masyarakat," ujar Suntana.

Suntana mengatakan teror merupakan perbuatan orang yang ingin menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat dan ingin menghambat pembangunan.

Oleh karena itu, dia meminta anggota polisi dan masyarakat untuk tidak merasa takut. Meski demikian, kata Suntana, anggota polisi tetap meningkatkan pengamanan untuk antisipasi.

"Cuma kami melaksanakan pengamanan secara lebih, anggota bertugas kami minta lebih dari 1 dan ada body protector. Begitu pun dengan masyarakat tidak usah takut, tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Jangan takut dengan ancaman teroris," ujar Suntana.

(baca: Kerap Jadi Sasaran Teror, Polri Gandakan Kekuatan)

Kompas TV Polda Metro Jaya Perketat Pengamanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com