Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Julianto Yakin Sugiarti adalah Pelaku Teror Order Go-Food

Kompas.com - 12/07/2017, 15:50 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Julianto Sudrajat, seorang pria yang menjadi korban pesanan makanan fiktif via aplikasi ojek online, Go-Food meyakini perempuan bernama Sugiarti adalah pelaku tindak penipuan tersebut.

"Ya dia (Sugiarti) itu memang orangnya rada aneh gitu. Selain saya juga ada korban lain yang diteror karena nolak dia," ujar Julianto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/7/2017).

Julianto mengatakan, dirinya dan Sugiarti pertama kali berkomunikasi di tahun 2016 melalui media sosial dan sempat bertemu sekali.

Menurut pengakuan Julianto, Sugiartilah yang meminta untuk bertemu dengan dalih meminta informasi lowongan pekerjaan.

Baca: Polisi Belum Pastikan Motif Teror Order Go-Food karena Masalah Cinta

Meski tak pernah menjalin komunikasi yang intensif, di tahun 2017 Sugiarti menyatakan cinta pada Julianto. Merasa tak memiliki perasaan yang sama, Julianto menolak cinta Sugiarti.

"Saya tolak malah dia ngancem mau bunuh diri, mau lompat dari kereta. Bilang hamil padahal baru ketemu sekali, sampai nyebarin foto KTP saya ke teman-teman dan ke pihak kantor saya dan bilang saya penipu," ucapnya.

Aksi penyebaran foto KTP Julianto melalui media sosial ini membuat Julianto diberhentikan sementara dari pekerjaannya.

Dengan segala kejanggalan sikap tersebut, Julianto yakin penipuan melalui order Go-Food fiktif tersebut adalah perbuatan Sugiarti.

"Apalagi saya dapat keterangan dari driver gojeknya, itu akunnya atas nama saya, tapi waktu ditelpon suaranya cewek. Pihak manajemen gojek juga bilang itu akun palsu," ucapnya.

Baca: Polisi Akan Pertemukan Julianto dengan Wanita yang Diduga Order Go-Food

Sabtu (8/7/2017), Julianto kemudian melaporkan kasus ini ke Polsek Jatinegara. Ia membawa bukti berupa aksi penyebaran foto KTP-nya di media sosial oleh Sugiarti dan keterangan pihak manajemen gojek mengenai adanya akun palsu tersebut.

Menanggapi kasus ini, Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Andry Wibowo berencana mempertemukan pihak-pihak yang berselisih dalam teror pemesanan makanan yang menimpa Julianto.

"Ya nanti dipertemukan, apa maksudnya, apakah itu iseng apa sakit hati, masalah cinta atau gimana gitu lho," kata Andry saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (10/7/2017).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com