Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengemudi Go-Jek terkait Risiko Pesanan "Go-Food"

Kompas.com - 10/10/2016, 12:34 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi Go-Jek, Randy (24), mengaku memiliki strategi saat menerima pesanan "Go-Food". Menurut Randy, strategi perlu dilakukan untuk meminimalisir risiko saat menerima pesanan Go-Food.

Randy mengungkapkan, risiko menerima pesanan Go-Food adalah harus mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya parkir. Biaya tambahan itu sudah termasuk dalam biaya yang diharus dibayar pemesan dan selanjutnya dibagi dua, yakni 80 persen untuk pengemudi dan 20 persen untuk manajemen Go-Jek.

"Jadi, jatuhnya memang sudah risiko sendiri kalau untuk biaya parkir," kata Randy kepada Kompas.com, di Palmerah, Jakarta, Senin (10/10/2016).

Randy menyampaikan hal itu untuk menanggapi beredarnya keluhan pengemudi Go-Jek saat menerima pesanan Go-Food. Informasi yang beredar di media sosial itu berisi keluhan pengemudi Go-Jek karena ada tambahan biaya parkir, berat pesanan, dan tidak ada dana untuk menalangi pesanan.

Karena hal-hal tersebut, pesanan Go-Food kerap sulit dipenuhi pengemudi.

Randy menuturkan, jika dirinya tak memiliki uang untuk menalangi pesanan Go-Food, maka ia akan berdiskusi dengan pemesan Ia bercerita, pernah mendapat pesanan Go-Food yang nilainya mencapai Rp 700.000 tapi dirinya hanya memiliki uang Rp 300.000.

"Biasanya kalau gitu, saya ditransfer uang dulu sama customer. Jadi sesuai kesepakatan saja sama customer-nya," kata Randy.

Sama halnya saat menerima pesanan Go-Food yang beratnya mencapai lima kilogram atau lebih, ia biasanya mengaku menolak dan menyarankan pemesan agar melakukan pemesanan dua kali.

"Jadi biar gak repot kalau dua orderan begitu," ungkap Randy.

Kompas TV Sistem & Tarif Diubah, Pengemudi Go-Jek Demo


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com