Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data PPDB Tidak Valid, Puluhan Anak di Tangsel Tak Diterima Sekolah Dekat Rumah

Kompas.com - 14/07/2017, 16:35 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Salah satu sekolah negeri di Kota Tangerang Selatan, yaitu SMP Negeri 12, mencatat ada puluhan calon murid yang belum terdaftar dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) online tahun ajaran 2017-2018.

Mereka sebenarnya sudah memenuhi ketentuan yang berlaku, namun karena data kependudukan yang masuk di sistem bermasalah, mereka yang seharusnya masuk dalam daftar jadi tidak tercatat di sekolah tersebut.

"Sampai menjelang pengumuman ada sekitar 69 (calon murid), itu yang kami laporkan ke Dinas Pendidikan," kata Wakil Kepala SMPN 12 Tangsel, Kunardi, saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/7/2017) siang.

Kunardi menjelaskan, basis data domisili calon murid diambil dari data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang Selatan. Data yang tidak valid menyebabkan kekeliruan dalam penerapan sistem zonasi pada PPDB online tahun ini.

Jika merujuk aturan yang seharusnya, calon murid dengan domisili terdekat dari satu sekolah punya peluang lebih besar ketimbang yang tinggal jauh dari sekolah.

Akibat data yang tidak valid, banyak data yang tertukar dan menyebabkan mereka yang tinggal jauh justru diterima di sekolah tersebut, dan yang tinggal dekat dengan sekolah tidak masuk.

(baca: Cerita soal Orangtua di Tangsel yang Kecewa Anaknya Tak Dapat Sekolah Dekat Rumah)

Sebagai ungkapan kekecewaan orangtua murid, beberapa hari lalu sempat beredar video orangtua calon murid yang mengancam akan melakukan aksi di gerbang sekolah jika anaknya yang tinggal kurang 200 meter dari sekolah tidak diterima.

Kunardi menjelaskan, kasus ini sedang dalam pembahasan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan. Pihak sekolah belum bisa berbuat apa-apa selain mencatat mereka yang terdampak data tidak valid ini untuk diteruskan ke Dinas Pendidikan.

"Instruksi terakhir, sekolah menyelesaikan dulu yang menerima secara online. Selesaikan dulu itu, artinya sampai pukul 15.00 hari ini. Setelah itu, tindak lanjutnya seperti apa, kami masih menunggu," tutur Kunardi.

Waktu penanganan masalah tersebut dianggap terbatas, karena hanya tersisa waktu dua hari, Sabtu dan Minggu esok.

Hari Senin (17/7/2017) mendatang, kegiatan belajar-mengajar sudah dimulai. Kompas.com sudah menghubungi Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Tangsel Taryono untuk menanyakan penanganan masalah tersebut, namun tidak ada respons.

Kompas TV Ada Sekolah Gratis untuk Siswa Baru yang Gagal Seleksi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com