Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilham Habibie, Salah Satu Pendiri Madrasah yang Menang Kontes Robot di Amerika

Kompas.com - 07/08/2017, 19:37 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Ilham Akbar Habibie, putra Presiden ketiga Republik IIndonesa BJ Habibie, merupakan salah satu pendiri Madrasah Aliyah Techonatura.

Madrasah tersebut merupakan sekolah yang siswanya meraih perak dalam kejuaraan dunia kontes robot bertajuk "Internasional First Global Challenge Olympic Robot Competition 2017" yang berlangsung di Washington DC, Amerika Serikat, pada pertengahan Juli 2017.

Kepala MA Technonatura Tras Rustamadji menjelaskan, selain Ilham, para pendiri madrasah lainnya adalah Riza Wahono, Fetri Miftach, Yono Reksoprojo, Desra Ghazfan, dan Rustam.

Sebelum mendirikan MA Technonatura, mereka lebih dulu mendirikan Yayasan CREATE, yang merupakan akronim dari Centre for Research on Education, Arts, Technology and Entrepreneurship.

"Yang mendirikan ini yayasan yang didirikan beberapa orang, salah satunya Pak Ilham Habibie, putra Pak Habibie," kata Rustam, kepada Kompas.com, Senin (7/8/2017).

(baca: Siswa Madrasah Aliyah di Depok Menang Kontes Robot di Amerika)

Menurut Rustam, Ilham dan para pendiri MA Techonatura merupakan insan sains dan teknologi yang menilai penting penerapan ilmu tersebut dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Saat awal berdiri, MA Techonatura adalah lembaga pendidikan berkonsep homeschooling.

Dari kurun waktu 2004-2011, para siswa belajar di salah satu masjid yang ada di sekitar lokasi sekolah saat ini.

Pola pembelajaran di MA Technonatura tidak sama seperti sekolah dan bahkan madrasah pada umumnya.

Di tempat ini, para siswanya lebih ditekankan untuk belajar dengan terlibat dalam sebuah proyek. Tentu saja yang terkait dengan bidang teknologi.

"Lebih ditekankan pada STEM, science, technology, engineering, math," ujar seorang guru, Agus Kurniawan, saat ditemui pada Jumat (4/8/2017).

(baca: Selain Menang Kontes Robot, Siswa Madrasah Aliyah di Depok Pernah Diundang NASA)

Pada 2012, Agus menyebut Kementerian Agama menawarkan agar MA Technonatura dilegalkan sebagai lembaga pendidikan resmi di bawah Kemenag.

Meski demikian, Kemenag tidak memaksa pengelola madrasah menyamakan pola pembelajaran. Mereka tetap diberi keleluasaan untuk tetap menerapakan sistem pembelajaran seperti saat masih berbentuk homeschooling.

"Kemenag melihat Technonatura sebagai madrasah yang unik. Kemudian Kemenag mengajak kami bergabung karena ada nama madrasahnya. Jadi secara legal institusi di bawah Kemenag," ujar Agus.

Data pengelola menyebutkan saat ini MA Technonatura memiliki 30 siswa, terdiri dari 15 siswa kelas X; 6 siswa kelas XI; dan 9 siswa kelas XII.

Tidak hanya MA, Techonatura juga membuka kelas untuk tingkat madrasah ibtidaiyah (setingkat SD) dan madrasah tsanawiyah (setingkat SMP).


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com