Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesalan Penembak Petasan Maut di Stadion Patriot Candrabhaga

Kompas.com - 05/09/2017, 10:40 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Catur Yuliantono meninggal setelah terkena rocket flare (petasan) di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, selepas pertandingan antara Tim Nasional Indonesia dan Fiji, Sabtu (2/9/2017). Pelakunya tertangkap dan mengakui kesalahannya.

Pelakunya berinisial ARP (25). Dia ditangkap di kediamannya di wilayah Kota Bekasi, pada Senin, sekitar pukul 00.30 WIB. ARP merupakan pegawai swasta, warga Cimuning, Mustika Jaya, Kota Bekasi.

"Saat ditangkap, ARP masih menyimpan satu hand flare yang belum digunakan dan mengaku membelinya secara online," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hero Bachtiar di Mapolres Metro Bekasi, Senin (4/9/2017).

ARP mengaku menyalakan petasan karena euforia atau kegembiraan sesaat. Dia yang duduk di tribun selatan bernomor 17 D mengaku tak berniat menembakkan rocket flare ke arah Catur yang duduk di tribun timur bernomor 12 B.

ARP berniat melepaskan petasan tersebut ke arah atas lapangan sepak bola. Namun secara tiba-tiba petasan tersebut terlepas dan mengarah ke Catur.

Rocket flare tersebut jatuh tepat pada bagian mata kiri Catur dan bunga api jatuh di pakaiannya. Catur menghembuskan nafas terakhir di perjalanan menuju rumah sakit.

Berdasarkan keterangan Hero, ARP mengaku menyalakan hand flare terlebih dulu, baru menyalakan rocket flare, usai pertandingan.

"Kalau hand flare, api yang ditimbulkan tidak lari ke mana-mana. Setelah padam, yang kedua kali tersangka menghidupkan lagi rocket flare dan ternyata melesat," kata dia.

Kini, ARP hanya bisa meminta maaf kepada keluarga korban dan seluruh suporter.

"Saya minta maaf kepada keluarga korban dan seluruh suporter Timnas Indonesia," ujar ARP.

Polisi pun mengakui lalai dengan kejadian tersebut. Hero mengatakan, ketika kejadian, ARP membawa petasan di dalam tasnya, namun tidak terdeteksi oleh polisi saat melakukan pemeriksaan.

Hal tersebut diakui Hero merupakan kelalaian dari anggotanya, yang seharusnya petasan di antaranya hand flare dan rocket flare tidak dapat dipergunakan di dalam stadion.

"Saya akui ada kelengahan dari aparat kami dalam melakukan penjagaan kemarin. Pemeriksaan mungkin kurang detail. Penonton berdatangan hingga tidak melakukan check dan re-check lagi," kata Hero.

Kesalahan dalam mengelola keamanan yang dilakukan polisi ini akan diusut oleh Hero dan memberikan saksi secara internal. Dia mengatakan akan mencari siapa saja anggota yang menjaga di pintu tempat ARP masuk ke stadion.

Keamanan stadion

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meminta keamanan Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi ditingkatkan usai kejadian pelemparan petasan yang menyebabkan korban tewas.

"Saya prihatin, ini menjadi catatan. Stadion itu dibangun untuk kepentingan masyarakat, di saat terjadi sesuatu dalam proses pertandingan itu, bukan stadionnya yang salah, tetapi pelaksanaannya, yaitu panitia dan keamanannya. Makanya besok harus selektif," kata Rahmat.

Menurut dia, hal ini harus dievaluasi untuk menjadi pembelajaran. Sebab, penonton sedianya dilarang membawa alat atau sesuatu yang dapat membahayakan keselamatan orang lain, sehingga diharapkan pengelola stadion mengecek secara detil barang apa saja yang dibawa para penonton.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com