Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Tak Diberi Es Kelapa, Preman Tusuk Pedagang di Tebet

Kompas.com - 11/09/2017, 18:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polsek Tebet meringkus salah seorang pemuda bernama Ardia Mardani (28) pada Sabtu (9/9/2017).

Ardia ditangkap setelah menusuk seorang pedagang es kelapa bernama Mulyana (27) di Pasar Jembatan Merah, Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan sehari sebelumnya.

Kanit Reskrim Polsek Metro Tebet Ajun Komisaris Mas Waluyo mengatakan, Ardia dikenal sebagai seorang preman di Pasar Jembatan Merah. Ia menusuk Mulyana karena kesal tak diberi es kelapa oleh korbannya itu.

"Pelaku datang ke tempat jualan korban dan meminta air kelapa. Korban waktu itu jawab kalau air kelapanya habis. Tapi pelaku kesal dan langsung menusuk korban dengan gunting yang ada di lokasi," kata Waluyo di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).

Mulyana diketahui ditusuk di bagian jidat. Menurut Waluyo, begitu menerima laporan, petugas kepolisian dan melakukan penyelidikan, salah satunya dengan meminta keterangan sejumlah saksi di lokasi.

Baca: Puluhan Preman di Jaksel Ditangkap karena Kerap Memeras Warga

Dari informasi yang dikumpulkan, polisi menyimpulan pelaku penusukan adalah Ardia yang lebih dikenal dengan sapaan Komeng. Ardia dibekuk di tempat tinggalnya yang berada tidak jauh dari lokasi.

"Pelaku sudah kami amankan termasuk barang bukti gunting yang digunakan untuk menusuk korbannya," kata Waluyo.

Ardia terancam dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Sementara itu, sampai berita ini diturunkan, kondisi Mulyana dilaporkan sudah berangsur membaik.

Baca: Diganggu Preman di Jakarta Selatan? Hubungi Nomor Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com