Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD DKI Harus Perbanyak Perda untuk Tingkatkan Indeks Demokrasi

Kompas.com - 14/09/2017, 19:58 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan indeks demokrasi di Jakarta adalah DPRD DKI harus memperbanyak produk hukum yang disahkan.

Pada 2016, kata Thoman, peraturan daerah (perda) dan rekomendasi DPRD DKI dinilai masih kurang. Adapun perda dapatdisahkan DPRD dengan persetujuan bersama kepala daerah.

"Perda apa saja, kerja mereka kan harus bikin perda. Tugas DPRD bikin perda, bikin pengawasan. Kalau mengawasi, ada dong rekomendasinya," ujar Thoman, di Kantor BPS DKI Jakarta, Salemba, Kamis (14/9/2017).

Rekomendasi yang disampaikan DPRD kepada Pemprov DKI Jakarta, kata Thoman, harus berbentuk rekomendasi tertulis. Ada aturan yang mengatur tentang rekomendasi tersebut.

"Rekomendasi yang dimaksud tertulis sebagai rekomendasi, bukan rekomendasi yang diomongkan di koran," kata dia.

(baca: BPS DKI Sebut Indeks Demokrasi 2016 Turun karena Penghadangan Kampanye Ahok)

Cara lain yang harus dilakukan untuk meningkatkan indeks demokrasi di Jakarta yakni Pemerintah Provinsi DKI harus menyediakan media atau saluran untuk masyarakat menyampaikan pendapat.

Dengan begitu, masyarakat tidak akan turun ke jalan yang berpotensi menimbulkan kekacauan sehingga mencederai demokrasi. Salah satu saluran yang sudah ada untuk menyampaikan pendapat yakni Ombudsman RI.

"Kalau makin banyak aduan ke Ombudsman, makin bagus demokrasinya, apa pun itu, mau protes kek, tapi disampaikan melalui salurannya. Itu demokrasinya makin bagus," kata Thoman.

Masyarakat yang menyampaikan pendapat juga bisa saja dengan berunjuk rasa turun ke jalan. Namun, Thoman menyebut unjuk rasa itu harus dilakukan dengan tertib.

"Kalau disampaikan melalui jalan, ya mesti tertib, jangan menganggu orang. Ketika orang terganggu, ada kekerasan. Kalau banyak terjadi kekerasan, akibatnya tadi nilai indeks demokrasinya rendah," ucapnya.

Selain itu, partai politik juga harus melakukan kaderisasi dengan baik kepada kader-kadernya karena menjadi salah satu indikator penentuan indeks demokrasi.

Addapun 2016 menjadi tahun dengan indeks demokrasi paling buruk di Jakarta selama tujuh tahun terakhir, yakni 70,85. Indeks demokrasi pada 2015 yakni 85,32. Selain karena tahun pilkada, ada beberapa alasan menurunnya indeks demokrasi pada 2016.

Di antaranya pembubaran unjuk rasa yang tidak tertib aturan, kurangnya produk hukum dan rekomendasi yang dihasilkan DPRD, kurangnya kaderisasi yang dilakukan partai politik, dan tidak mampunya pemerintah memfasilitasi saluran demokrasi karena keterbatasan anggaran.

Kompas TV Para sopir mengaku belum mendapat informasi jelas tentang pelarangan bemo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com