Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPS DKI Sebut Indeks Demokrasi 2016 Turun karena Penghadangan Kampanye Ahok

Kompas.com - 14/09/2017, 19:17 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan, penghadangan kampanye Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016 menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi salah satu penyebab turunnya Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) di DKI Jakarta pada 2016.

"Ketika Pak Ahok dihadang mau kampanye, kampanye kan hak dia untuk mengatakan pendapatnya ya, tapi dia dihadang, tidak diperbolehkan. Jadi ada demokrasi yang tidak tersalur di sana," ujar Thoman, di Kantor BPS DKI Jakarta, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/9/2017).

Thoman menjelaskan, sebagai calon gubernur saat itu, Ahok memiliki hak untuk menyampaikan visi dan misinya.

"Harusnya ya kalau gitu masyarakat, ya jangan dihadang dong, orang mau mengutarakan pendapat," kata dia.

(baca: Kampanye Ahok yang Bergejolak di Penghujung dan Awal Tahun)

Masa kampanye Pilkada DKI 2017 di akhir 2016 diwarnai beberapa kali penghadangan.

"Pada tahun-tahun (pilkada) itu ada banyak orang turun ke lapangan karena ada kampanye. Jadi kampanye itu ada yang enggak suka, dihadang," ucap Thoman.

Pada 2016 menjadi tahun demokrasi paling buruk di Jakarta selama tujuh tahun terakhir, yakni dengan indeks 70,85, sedangkan indeks demokrasi pada 2015 yakni 85,32.

Selain karena tahun pilkada, ada beberapa alasan menurunnya indeks demokrasi pada 2016. Di antaranya pembubaran unjuk rasa yang tidak tertib aturan, kurangnya produk hukum dan rekomendasi yang dihasilkan DPRD, kurangnya kaderisasi yang dilakukan partai politik, dan tidak mampunya pemerintah memfasilitasi saluran demokrasi karena keterbatasan anggaran.

(baca: BPS DKI: 2016 Jadi Tahun Demokrasi Terburuk selama 7 Tahun Terakhir)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com