Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Razia Parkir Liar, Pengemudi Mobil Kabur Pakai Kunci Cadangan

Kompas.com - 15/09/2017, 20:16 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi kejar-kejaran antara anggota Dinas Perhubungan dan masyarakat terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan. Aksi itu diketahui dari unggahan akun Instagram Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur @sudinhub.jaktim, Jumat (15/9/2017).

Sebuah mini bus berwarna putih terlihat memacu kendaraannya saat dikejar petugas Dishub. Selain diperingati menggunakan sirine, petugas Dishub juga berkali-kali menyuruh pengendara untuk berhenti, namun tak dipatuhi.

“Pak berhenti, Pak. Berhenti, Pak,” ujar petugas tersebut melalui pengeras suaranya.

Dalam keterangan foto tertulis bahwa mobil tersebut kabur dalam razia parkir liar dan kedapatan parkir. Saat mobil hendak diderek, pemiliknya masuk ke dalam mobil dan langsung tancap gas.

Baca: Bak Film Laga, Kejar-kejaran Mobil Vs Motor Diakhiri Berondongan Peluru

Mobil itu sempat berhasil dikejar. Petugas dishub pun mengambil kunci mobil agar pengendara tak kabur. Namun, si pengendara justru kembali melajukan kendaraannya menggunakan kunci candangan.

Saat hendak kabur, ia menabrak motor di depan mobilnya. Pemilik motor pun menghampiri pengemudi mobil dan marah-marah. Pengemudi mobil itu akhirnya dibawa petugas.

“Gimana sih, disuruh berhenti. Kuncinya sudah diambil juga,” kata petugas kemudian membawa pengendara itu ke kantor Sudishub Jakarta Timur untuk diproses.

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, Slamet Dahlan menuturkan, aksi kejar-kejaran antara petugas dan masyarakat sering terjadi dalam penertiban parkir liar.

Baca: PKL dan Parkir Liar yang Ditertibkan dari Trotoar Hanya Pindah Lokasi

Meski salah, masih banyak masyarakat yang tidak mau mengakui bahwa dirinya melanggar hukum. Pelanggaran seperti itu dianggap sudah merupakan pelanggaran biasa.

“Intinya orang enggak terima, membela diri. Intinya orang kalau bisa kabur, ya kabur. Masyarakat kita kan kayak gitu,” ujar Slamet saat dihubungi, Jumat.

Bahkan, tak jarang ada masyarakat yang mobilnya diderek sampai dua hingga tiga kali karena memarkirkan kendaraan di lokasi parkir liar.

“Dikira pelanggaran biasa, biasanya enggak ditindak,” ucap dia.

Padahal, Slamet menambahkan, penertiban parkir liar dilakukan untuk kepentingan bersama. Bahkan pemerintah daerah sudah membuat Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 yang mengharuskan masyarakat memiliki garasi jika punya kendaraan.

Ia memahami permasalahan yang ada di lapangan soal minimnya lahan parkir. Slamet menambahkan, soal ketertiban untuk tak memarkirkan kendaraan di lokasi parkir liar memang harus dari kesadaran masing-masin. Sebab, tindakan yang dilakukan aparat menurutnya sudah maksimal dan menimbulkan efek jera.

“Ini padahal sudah lebih lebih daripada efek jera. Kalau polisi kan biasanya ditilang doang. Ini sudah dibawa ke Rawamangun yang mestinya pergi kemana, bayar (denda) ke bank. Itu kan tahapan efek jera juga,” kata dia.

 

Aksi kerjar - kerjaran antara anggota dishub dengan pengendara mobil carry berwarna putih di jalan perintis kemerdekaan. Bermula pada saat petugas dishub sedang melakukan razia parkir liar dan kendaraan tersebut kedapatan parkir, pada saat kendaraan di derek, pemilik kendaraan masuk kedalam mobil dan melajukan kendaraannya dengan posisi anggota dishub dalam kendaraan tersebut. Pada saat kendaraan tersebut berhasil dikejar, anggota dishub mencabut kunci mobil tersebut agar tidak kabur kembali. Tapi kendaraan tersebut ingin kembali kabur dengan kunci cadangan, namun malah menabrak motor di depannya. Hingga jatuh. Pemilik mobil dan motor dibawa ke kantor sudinhub jaktim untuk di proses sesuai SOP yang berlaku.

A post shared by Suku Dinas Perhubungan Jaktim (@sudinhub.jaktim) on Sep 15, 2017 at 1:46am PDT

 

Kompas TV Razia Parkir Liar, Dishub Jakbar "Panen" Mobil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com