Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bina 18 Pabrik yang Lokasinya di Pinggir Kali Bekasi

Kompas.com - 28/09/2017, 15:52 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis


BEKASI, KOMPAS.com -
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Jumhana Lutfi mengatakan pihaknya membina 18 pabrik yang diduga membuang limbah ke Kali Bekasi. Pabrik yang terbukti membuang limbah ke kali akan diberi sanksi berat, hingga penutupan.

"Untuk pabrik yang ada di Kota Bekasi sudah kami bina, ada 18 perusahaan yang membuat pernyataan," ujar Jumhana di Cipendawa, Kota Bekasi, Kamis (28/9/2017).

Dia menjelaskan, 18 pabrik tersebut membuat surat pernyataan karena diduga membuang limbah ke Kali Bekasi. Adapun ke-18 pabrik itu terdiri dari pabrik yang memproduksi tekstil, laundry, dan makanan.

"Pernyataannya sudah ada di kami. Semuanya kami bina. Kalau ada yang bandel kami tutup dan bisa dipidana. Kami minta instalasai pengolahan air limbahnya (IPAL) harus ada dan digunakan dengan benar," kata Jumhana.

(baca: Pemkot Bekasi Sebut Hitamnya Kali Bekasi Berasal dari Kali Cileungsi)

Jumhana menjelaskan, jika limbah pabrik langsung dibuang ke Kali Bekasi maka akan berdampak buruk untuk warga yang memanfaatkan air kali untuk kebutuhan sehari-hari.

Menurut Jumhana, sudah ada satu pabrik yang ditutup karena tidak menggunakan IPAL dengan baik. Sebelum ditutup, pabrik tersebut disegel Wali Kota Bekasi.

Sejak Rabu (27/9/2017) siang hingga Kamis sore, terlihat busa di Kali Bekasi dan air yang bewarna hitam pekat.

Air kali juga berbau tidak sedap yang diduga berasal dari hulu Kali Bekasi atau pertemuan dengan Kali Cileungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com