Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Jasa Marga soal Video Viral Pengguna Tol yang Tak Mau Bayar Non Tunai

Kompas.com - 04/10/2017, 21:44 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, beredar video viral yang diunggah oleh Ahmad Fauzi.

Dalam video tersebut, Fauzi ingin membayar di Gerbang Tol Tambun, Bekasi menggunakan uang tunai, namun tidak dapat dilayani oleh petugas.

Di dalam video kurang lebih selama tiga menit, ia bertanya-tanya mengapa tidak dapat membayar dengan uang tunai rupiah dan mengapa pembayaran non-tunai atau dengan uang elektronik sudah diterapkan sebelum masa yang telah ditetapkan.

Melalui tulisan di Kompasiana, Fauzi menjelaskan bahwa ia memiliki hak membayar dengan uang tunai. Apalagi, sesuai sosialisasi sebelumnya, kebijakan pembayaran E-Toll akan efektif per Oktober 2017.

"Dalam video, saya memang memgambil posisi sebagai konsumen yang merasa dirugikan hak saya. hak untuk membayar dengan uang rupiah secara tunai, yang juga merupakan alat pembayaran resmi yang tidak boleh ditolak, kecuali diragukan keaslian uang saya," tulis Fauzi.

Baca: Bayar Tol Wajib Pakai Uang Elektronik, Sudah Siapkah Anda?

Menanggapi hal tersebut, Humas Jasa Marga Cabang Tol Jakarta-Cikampek, Handoyono mengatakan sistem pembayaran non-tunai tersebut merupakan peraturan dari pemerintah dan diterapkan secara bertahap.

"Jadi gini, kita kan ada aturan dari kementrian bahwa memang kami tidak bisa melaksanakan sosialisasi pembayaran non-tunai secara serempak. Makanya kami gunakan secara bertahap," ujar Handoyono saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (4/10/2017).

Ia menjelaskan tujuan daripada penerapan pembayaran non-tunai di Tol Jakarta-Cikampek, salah satunya di Gerbang Tol Tambun dilakukan secara bertahap, agar para konsumen tidak kaget.

Dalam artian, kata Handoyono, konsumen sudah mengetahui bahwa harus mempersiapkan pembayaran secara non-tunai.

"Bertahap aja kan banyak pengguna jalan yang tidak menggunakan non-tunai. Nah apalagi serempak. Kita kan mengikuti apa yang menjadi program pemerintah. Program pemerintah kan sekarang mau di elektronik semuanya dan kami harus mendukung program itu," kata Handoyono.

Baca: Tidak Semua Pintu Tol Terima Top-up Uang Elektronik

Sementara itu, kata dia, petugas yang ada di gerbang tol sendiri merupakan pelaksana, sesuai dengan program pemerintah Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Dengan demikian, Handoyono berharap para pengguna jalan pun dapat mendukung program tersebut, agar para pengguna jalan pun bisa masuk dan tidak mengalami kesulitan ketika ingin masuk ke jalan tol.

Sebab, kata dia, pihaknya sudah tidak menerima pembayaran tunai di beberapa gerbang yang sudah diterapkan pembayaran non-tunai.

Sementara itu, Handoyono mengatakan, bagi pengguna jalan yang belum memiliki kartu pembayaran non-tunai, maka bisa membeli kartu tersebut ke petugas yang ada, sebelum masuk ke gardu tol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com