Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Uang Ganti Rugi MRT untuk Warga Fatmawati Berbeda-beda"

Kompas.com - 21/10/2017, 14:30 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Banyak warga di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan yang terdampak pembangunan mass rapid transit (MRT), mendapat biaya ganti rugi di bawah Rp 33 juta per meter persegi.

Padahal, harga tersebut adalah harga standar yang ditentukan oleh Pemprov DKI sendiri.

"Yang dibayar Rp 33 juta ada. Tapi yang cuma Rp 12,5 juta ada, yang Rp 25 juta juga ada," kata Mahesh, salah satu warga di lokasi itu, Sabtu (21/10/2017).

Baca: Baca juga : Tak Sampai Sejam, Anies Bersepakat dengan Pemilik Lahan Haji Nawi

Atas dasar itu, Mahesh menganggap penghitungan ganti rugi lahan yang dulunya dilakukan Pemprov DKI tidak sesuai peraturan.

Hal itulah yang membuatnya, dan sejumlah warga lainnya, menolak menerima begitu saja uang ganti rugi.

"Karena ada yang nerima Rp 33 juta, ada yang Rp 25 juta, yang di bawah Rp 25 juga ada. Padahal harusnya kan konsisten. UU kan enggak berubah. Tapi kok nilainya berubah," ujar Mahesh.

Keengganan Mahesh dan sejumlah warga menerima ganti rugi diketahui menyebabkan Pemprov DKI membawa kasusnya ke ranah hukum.

Dalam perkembangannya, beberapa bulan lalu Pengadilan Jakarta Selatan memutuskan Pemprov DKI harus membayar ganti rugi lahan senilai Rp 60 juta per meter.

Mahesh menyatakan, dia dan warga lainnya menerima putusan dan sempat ke Balai Kota untuk meminta agar lahannya segera dieksekusi.

Namun Pemprov DKI justru mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung.

Pemprov DKI bersikukuh harga yang diputuskan di pengadilan tingkat pertama ini terlampau mahal.

Pemprov DKI menganggap harga yang pantas adalah sebesar Rp 33 juta per meter.

Baca: Baca juga : Sebelum Ditemui Anies, Pemilik Lahan di Haji Nawi Pernah ke Balai Kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com